BANDUNG – NASA menginformasikan bahwa gerhana matahari pertama di tahun 2025 akan berlangsung pada 29 Maret mendatang.
Secara astronomis, gerhana ini tergolong sebagai gerhana matahari total, namun dari sudut pandang Bumi, fenomena ini akan terlihat sebagai gerhana matahari parsial.
Menurut berbagai sumber media internasional, beberapa daerah yang akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan peristiwa langka ini termasuk Amerika Utara, Eropa, Afrika, Asia Utara, Amerika Selatan, Greenland, dan Islandia.
Sayangnya, India tidak akan dapat melihat momen ini.
Gerhana terjadi ketika Bulan bergerak di antara Bumi dan Matahari, sehingga sebagian cahaya Matahari terhalang.
Pada puncaknya, diperkirakan sekitar 93% permukaan Matahari akan tertutup oleh Bulan, menciptakan pemandangan langit yang menakjubkan untuk para pengamat.
Fenomena ini akan berlangsung sekitar empat jam, dimulai dari pukul 4:50 hingga 8:43 pagi ET (08:50 – 12:43 UTC).
Berikut adalah beberapa lokasi terbaik untuk menyaksikannya:
- Quebec, Kanada: Akan memiliki cakupan gerhana terdalam, hingga 93,1%
- Timur Laut AS: Area perbatasan Maine-New Brunswick diprediksi akan mengalami gerhana yang cukup signifikan
- Reykjavik, Islandia: Sekitar 67% dari Matahari akan tertutup
- London, Paris, Berlin, dan Dublin: Cakupan gerhana berkisar antara 15% hingga 41%
- Pantai Timur AS: Gerhana akan terlihat saat Matahari terbit, dengan cakupan kecil di Philadelphia (11%) dan Washington, D.C. (1%)
Karena gerhana ini tidak mencapai fase total, NASA mengingatkan masyarakat untuk tetap menggunakan kacamata yang bersertifikasi ISO atau filter matahari saat menggunakan teleskop dan kamera.
“Melihat langsung ke Matahari tanpa perlindungan dapat menyebabkan kerusakan mata permanen,” tegas NASA.
Menjadi gerhana matahari pertama di Amerika Utara sejak 2024, fenomena ini sangat ditunggu-tunggu oleh para penggemar astronomi.
Jika cuaca mendukung, ini akan menjadi salah satu peristiwa langit paling menarik yang dapat disaksikan tahun ini. (han)
.
