Virus Corona yang Menyerupai MERS Ditemukan pada Kelelawar di Brasil

Meski pandemi Covid-19 telah berlalu, ancaman dari virus baru yang bisa memicu wabah global masih menjadi perhatian serius bagi para ilmuwan. Baru-baru ini, penelitian menemukan adanya virus corona baru pada kelelawar di Brasil.

Para peneliti mencatat bahwa virus tersebut memiliki kemiripan dengan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) dan sedang melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah virus ini dapat menginfeksi manusia.

banner 336x280

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology ini dilakukan oleh tim ilmuwan dari São Paulo dan Ceará di Brasil, bekerja sama dengan peneliti dari Universitas Hong Kong (HKU) di Tiongkok. Hasil studi menunjukkan bahwa virus yang ditemukan di Amerika Selatan memiliki urutan genetik yang mirip dengan MERS-CoV, yang pertama kali diidentifikasi pada tahun 2012 dan diketahui dapat menyebabkan infeksi pernapasan yang serius.

Ilmuwan mengungkapkan bahwa virus baru ini memiliki kesamaan genetik sekitar 72 persen dengan MERS-CoV; sedangkan protein spike, yang berperan dalam proses infeksi sel inang, menunjukkan kemiripan sebesar 71,74 persen. Namun, para peneliti masih belum bisa memastikan kemampuan virus ini untuk menginfeksi manusia.

Bruna Stefanie Silvério, penulis utama penelitian, menjelaskan bahwa saat ini belum ada kepastian apakah virus tersebut dapat menginfeksi manusia. Namun, mereka telah mendeteksi bagian dari protein spike yang menunjukkan kemungkinan interaksi dengan reseptor yang digunakan oleh MERS-CoV. Untuk menginvestigasi lebih lanjut potensi penularan virus ini, tim peneliti berencana melakukan eksperimen tambahan di Hong Kong sepanjang tahun ini.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan menganalisis 423 sampel usap oral dan rektal dari 16 spesies kelelawar yang diambil di Fortaleza, Brasil. Dari analisis tersebut, mereka mengidentifikasi tujuh jenis virus corona, salah satunya menunjukkan kemiripan signifikan dengan MERS-CoV yang telah teridentifikasi pada manusia dan unta. Mereka juga menemukan indikasi adanya rekombinasi genetik, yang merupakan proses di mana virus dapat bercampur dan berevolusi, dan berpotensi mengubah cara penyebaran serta tingkat infektivitasnya.

Sumber: JP Group.

Updated: 18 Maret 2025 — 3:25 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *