Sedang dimuat…
Presiden AS Donald Trump. Foto/irna
Menurut laporan Politico yang mengutip sumber-sumber anonim, hal ini terjadi di tengah-tengah meningkatnya tarif balasan antara AS dan China.
Kampanye tarif yang lebih luas oleh AS juga melibatkan lebih dari 90 negara, dengan tujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang dianggap tidak adil.
Walaupun Trump telah menangguhkan kenaikan tarif untuk sebagian besar negara selama tiga bulan, China tidak termasuk dalam pengecualian tersebut dan saat ini menghadapi tarif yang mencapai 145%.
Sebagai balasan, China memberlakukan tarif sebesar 125% terhadap barang-barang asal AS dan membatasi ekspor barang-barang tertentu yang penting.
Politico melaporkan pada hari Sabtu bahwa “Presiden AS menekankan pentingnya negosiasi langsung dengan Xi, dan telah menghentikan saluran diplomatik lainnya,” berdasarkan informasi dari mantan pejabat Kementerian Luar Negeri AS dan seorang sumber dari industri.
Trump belum memberikan izin kepada delegasi Gedung Putih untuk berkomunikasi dengan Beijing, menurut laporan tersebut.
Selain itu, Senat masih belum mengonfirmasi duta besar AS untuk China, dan Trump juga belum mencalonkan pejabat yang ditugaskan untuk memimpin upaya diplomatik. Washington sejauh ini belum menghubungi kedutaan besar China, seperti yang dijelaskan dalam laporan itu.
“Saluran komunikasi belakang tidak berfungsi karena Presiden Trump tidak menginginkannya,” ujar Ryan Hass, mantan direktur untuk China, Taiwan, dan Mongolia di Dewan Keamanan Nasional selama pemerintahan Obama, menambahkan bahwa Trump ingin bernegosiasi langsung dengan Presiden Xi, mirip dengan hubungan yang dia miliki dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
.