Petani Harus Hati-hati terhadap Kanker pada Batang Buah Naga, Berikut Penjelasan dari Ahli.

Penyakit kanker batang atau stem canker terus menjadi tantangan serius dalam budidaya buah naga di Indonesia. Gejala awal dari penyakit ini sering kali tidak terdeteksi oleh para petani, sehingga pengenalan penyakit ini menjadi terlambat.

Jumjunidang, seorang Peneliti Ahli Madya di Pusat Riset Hortikultura BRIN, mengungkapkan beberapa faktor penyebab timbulnya penyakit ini. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah penerapan sistem budidaya monokultur, penggunaan benih yang terkontaminasi, serta pemupukan dan penyemprotan pestisida yang dilakukan secara berlebihan.

banner 336x280

Area tanam yang terjangkit patogen juga merupakan penyebab utama munculnya penyakit ini. Minimnya pengetahuan petani mengenai teknologi pengendalian turut meningkatkan kemungkinan penyakit ini muncul dalam stadium yang lebih parah.

Ia menegaskan pentingnya tindakan pencegahan dan pengendalian baik pada tanaman yang sudah ada maupun yang akan ditanam. Langkah-langkah ini mencakup sanitasi lahan, pemantauan secara rutin, dan perlakuan yang tepat sejak awal.

Untuk tanaman yang telah terinfeksi, langkah pertama adalah melakukan pemangkasan dan penghancuran bagian tanaman yang menunjukkan gejala. Setelah itu, penyemprotan fungisida perlu dilakukan secara selektif dengan menggunakan bahan seperti bubur bordo, karbendazim, atau sereh wangi.

Adapun untuk tanaman baru, sebaiknya menggunakan benih yang sehat dan tidak ditanam di lahan yang sebelumnya terjangkit. Lingkungan sekitar juga harus dijaga agar bebas dari tanaman yang sakit, serta memastikan kecukupan nutrisi dan air bagi tanaman.

Pengawasan yang ketat harus dilakukan agar gejala awal dapat segera diatasi. Penyemprotan fungisida minimal sebulan sekali juga disarankan sebagai langkah pencegahan.

“Cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan tanaman tahan,” ungkap Jumjunidang. Namun, sampai saat ini belum ada varietas buah naga yang terbukti tahan terhadap stem canker.

BRIN telah melakukan uji terhadap sembilan klon buah naga yang umum dibudidayakan di Indonesia, dan hasilnya menunjukkan bahwa semua klon tersebut sangat rentan terhadap penyakit ini.

.

Updated: 6 April 2025 — 11:22 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *