Perlawanan sejumlah negara terhadap perang dagang yang diprakarsai oleh Trump.

Jakarta

Kebijakan yang akan diluncurkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait Hari Pembebasan, mendapat perlawanan dari berbagai negara. Kebijakan ini diperkirakan akan mengatur tarif impor untuk barang dari banyak negara.

banner 336x280

Trump mengumumkan tarif baru yang signifikan bagi Meksiko, Kanada, dan China. Menurut laporan terbaru, Trump menandatangani kebijakan ekonomi yang telah lama dijanjikan di klub Mar-a-Lago miliknya. Pemerintah AS menyatakan bahwa tarif ini bertujuan untuk mengatasi masalah penyelundupan obat-obatan terlarang dan imigrasi ilegal ke negara tersebut.

Namun, tarif tersebut diperkirakan akan menyebabkan kenaikan harga bagi konsumen AS untuk berbagai barang, seperti alpukat, sepatu kets, hingga mobil. Trump juga mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA), yang memberinya izin untuk mengatur impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional.

“Hari ini, saya telah menerapkan Tarif sebesar 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada (10% untuk Energi Kanada), dan tarif tambahan sebesar 10% untuk China,” ungkap Trump dalam sebuah pernyataan. Tarif ini awalnya direncanakan mulai berlaku pada 4 Februari, namun Trump memutuskan untuk menundanya untuk Kanada dan Meksiko selama 30 hari sebagai imbalan atas peningkatan penegakan hukum di perbatasan kedua negara tersebut.

Trump kini siap untuk mengumumkan tarif baru terhadap impor dari berbagai negara. Gedung Putih menyebut pengumuman ini sebagai Hari Pembebasan, yang diklaim bertujuan untuk mengakhiri perdagangan yang dianggap tidak adil dengan negara lain.

Tarif ini diprediksi berdampak negatif terhadap negara-negara berkembang, termasuk India, Brasil, Vietnam, serta negara-negara di Asia Tenggara dan Afrika lainnya. Analisis menunjukkan bahwa negara-negara tersebut dikenakan tarif yang cukup tinggi terhadap barang-barang dari AS, dengan Brasil, Indonesia, India, Thailand, dan Vietnam menjadi yang paling terpengaruh.

China Siap Melakukan Serangan Balik

China, yang sudah terpengaruh oleh kebijakan tarif tahap pertama Trump, bersiap untuk menyerang balik. Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, menegaskan bahwa Beijing akan melakukan respon jika AS terus melakukan apa yang dipandang sebagai ‘pemerasan’.

Wang Yi mencatat bahwa konsep ‘America First’ tidak seharusnya ditafsirkan sebagai intimidasi dan bahwa kepentingan AS tidak boleh dibangun dengan merugikan hak dan kepentingan negara lain. Ia juga menyatakan bahwa alasan yang digunakan Trump terkait fentanil untuk menerapkan tarif tinggi pada produk-produk asal China tidak dapat diterima.

Wang menegaskan bahwa China akan melawan kebijakan AS yang dianggap merugikan, dan menghormati satu sama lain adalah norma dasar dalam hubungan antar negara. Ia mengatakan, “Jika AS terus memberikan tekanan atau terlibat dalam bentuk pemerasan, China akan memberikan respon yang tegas.”

PM Kanada Bersiap Lawan Perang Dagang Trump

Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, menyatakan kesiapan untuk melawan kebijakan perang dagang yang diterapkan oleh Trump. Ia telah menghubungi Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, untuk mendiskusikan langkah-langkah persiapan.

Menurut laporan, Carney dan Sheinbaum menekankan pentingnya memperkuat hubungan perdagangan dan investasi antara Kanada dan Meksiko. Dalam menghadapi tantangan yang ada, penting untuk menjaga daya saing Amerika Utara sambil tetap menghormati kedaulatan masing-masing negara.

Carney berkomitmen untuk menghadapi tindakan perdagangan yang dianggap tidak adil terhadap Kanada, melindungi pekerja dan bisnis lokal, serta meningkatkan perdagangan dengan Meksiko. Keduanya sepakat untuk terus bekerja bersama dan menjaga komunikasi di tengah ancaman perang dagang dari Trump.

Halaman 2 dari 3

(dek/dek)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

.

Updated: 2 April 2025 — 4:02 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *