Pendiri Nikola Trevor Milton Menerima Pengampunan Penuh dari Presiden Trump
WASHINGTON D.C. – Trevor Milton, pendiri perusahaan kendaraan listrik Nikola Corporation, telah menerima pengampunan penuh dari mantan Presiden Donald Trump. Keputusan ini diumumkan pada hari Rabu dan mengejutkan banyak pengamat industri serta penggiat hukum.
Trevor Milton, yang dibesarkan di Utah, dikenal sebagai sosok kontroversial dalam dunia otomotif dan energi terbarukan. Ia mendirikan Nikola pada tahun 2014 dengan visi untuk merevolusi industri transportasi melalui kendaraan berbasis hidrogen dan listrik. Namun, bisnisnya mengalami sorotan tajam setelah beberapa tuduhan penipuan dan manipulasi pasar muncul, yang berujung pada pengunduran dirinya dari posisi CEO pada tahun 2020.
Pemberian pengampunan ini diklaim oleh para pendukung Milton sebagai langkah untuk memperbaiki nama baiknya setelah serangkaian tuntutan hukum yang merusak reputasinya. Sementara itu, para kritikus melihat keputusan ini sebagai contoh ketidakadilan dalam penegakan hukum, mengingat sifat serius dari tuduhan yang dihadapi Milton.
Dalam sebuah pernyataan, Milton mengungkapkan rasa syukur atas pengampunan yang diterimanya. "Saya merasa diberi kesempatan kedua untuk membuktikan bahwa visi saya untuk Nikola masih relevan. Saya berkomitmen untuk melanjutkan pekerjaan saya dalam inovasi dan keberlanjutan," ujarnya.
Sejak keluar dari manajemen perusahaan, Milton tetap menjadi sosok yang dikagumi dan diperdebatkan dalam komunitas teknologi dan keberlanjutan. Para analis memperkirakan bahwa pengampunan ini dapat memberikan dorongan bagi citra dan rencana masa depan Milton, meskipun tantangan hukum dan kepercayaan publik tetap menjadi isu yang perlu diatasi.
Nikola Corporation, di bawah kepemimpinan baru, terus berusaha untuk membangun kembali kepercayaan pemangku kepentingan dan berfokus pada pengembangan produk-produk ramah lingkungan. Apakah pengampunan ini akan membuka jalan bagi Milton untuk kembali berkontribusi di dunia otomotif belum dapat dipastikan, namun perhatian publik terhadap langkah selanjutnya tentu akan terus mengalir.
Berita ini menambah daftar panjang kontroversi seputar kebijakan pengampunan yang diambil oleh mantan Presiden Trump, yang sebelumnya juga mendapatkan sorotan dari berbagai kalangan baik di dalam maupun luar negeri.