Pakar Soroti Fenomena "Earthquake Drunk" Pasca Gempa Thailand-Myanmar
Tanggal 27 Februari 2023, Thailand dan Myanmar diguncang gempa bumi berkekuatan 6,0 yang berpusat di dekat perbatasan kedua negara. Setelah gempa terjadi, banyak laporan muncul mengenai kondisi yang disebut "earthquake drunk" atau "mabuk gempa". Istilah ini merujuk pada gejala yang dialami oleh sejumlah orang setelah merasakan guncangan hebat, termasuk pusing berkelanjutan, ketidakstabilan, dan disorientasi.
Para ahli di bidang kesehatan dan seismologi mengungkapkan bahwa fenomena ini dapat berkaitan dengan sejumlah faktor. Dr. Rina Jaya, seorang pakar neurologi dari Universitas Bangkok, menyatakan bahwa dampak psiko-fisiologis akibat gempa dapat mempengaruhi keseimbangan otak dan tubuh. "Ketika seseorang mengalami gempa, mereka dapat mengalami tekanan emosional dan fisik yang luar biasa. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti pusing dan kebingungan," katanya.
Selain itu, Dr. Ahmad Fawwaz, seorang seismolog dari Universitas Yangon, menambahkan bahwa getaran dari gempa dapat mempengaruhi sistem vestibular di dalam telinga, yang berfungsi mengatur keseimbangan. "Banyak orang yang mengalami gejala ini mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis, tetapi juga oleh dampak fisik dari getaran yang kuat," ujarnya.
Badan Meteorologi Thailand dan Myanmar telah memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Sementara itu, pihak berwenang juga mengingatkan masyarakat untuk mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang berkepanjangan setelah gempa.
Masyarakat di kedua negara mendesak untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya gempa bumi dan pentingnya persiapan, termasuk dukungan kesehatan mental bagi mereka yang terpengaruh. Dalam rangka penanggulangan bencana, langkah-langkah perlu diambil untuk melindungi kesehatan fisik dan psikologis warga yang terkena dampak.
Diharapkan dengan adanya pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena "earthquake drunk", dapat membantu masyarakat untuk pulih secara fisik dan mental pasca bencana.
,