Studi ini membahas faktor-faktor klinis yang berhubungan dengan kematian pada ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di beberapa rumah sakit besar di seluruh Indonesia, melibatkan 1.780 ibu hamil yang terkonfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, 89 ibu hamil meninggal, sementara 1.673 sisanya berhasil selamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang meninggal cenderung berusia lebih tua, memiliki usia kehamilan yang lebih muda saat dirawat, serta lebih sering mengalami kondisi medis seperti penyakit jantung, gagal ginjal akut, infeksi tambahan (seperti HIV, hepatitis, atau infeksi saluran kemih), dan anemia.
Gejala klinis yang paling umum ditemukan pada ibu hamil yang meninggal akibat COVID-19 meliputi demam tinggi, batuk parah, sesak napas, sakit kepala, nyeri otot, muntah, dan pneumonia yang terdeteksi melalui rontgen dada. Demam terbukti sebagai faktor risiko terbesar, dengan kemungkinan meningkatkan risiko kematian hingga 12 kali lipat, sementara pneumonia meningkatkan risiko hingga 2,5 kali lipat. Selain itu, ibu hamil yang memerlukan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) memiliki risiko kematian 49 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak dirawat di ICU.
Dari analisis laboratorium, ditemukan bahwa ibu hamil yang meninggal memiliki kadar sel darah putih, neutrofil, enzim hati (ALT dan AST), protein C-reaktif (CRP), serta prokalsitonin yang lebih tinggi, menandakan adanya infeksi dan peradangan berat dalam tubuh mereka. Sebaliknya, kadar ureum dan kreatinin dalam darah mereka lebih rendah, yang mungkin berhubungan dengan gangguan fungsi ginjal akibat COVID-19.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa demam, pneumonia, dan kebutuhan untuk dirawat di ICU merupakan faktor risiko utama yang berkontribusi pada kematian ibu hamil yang terinfeksi COVID-19. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil yang mengalami gejala-gejala tersebut untuk mendapatkan perhatian medis segera agar dapat mencegah kondisi yang lebih serius. Deteksi dini dan pengelolaan komorbiditas seperti penyakit jantung, infeksi tambahan, dan anemia juga sangat penting dalam upaya mengurangi risiko kematian. Temuan ini diharapkan dapat membantu tenaga medis dalam meningkatkan perawatan bagi ibu hamil selama masa pandemi COVID-19.
Penulis: Muhammad Ilham Aldika Akbar, dr., Sp.OG
.