Empat planet kecil mengelilingi bintang terdekat dari Bumi.

Para astronom telah menemukan bukti baru yang menunjukkan bahwa empat planet kecil mengorbit Barnard’s Star, bintang terdekat kedua dengan Bumi. Keempat planet tersebut memiliki massa sekitar 20 hingga 30 persen dari massa Bumi dan berada sangat dekat dengan bintang induknya, sehingga satu orbitnya berlangsung hanya dalam beberapa hari. Ini mengindikasikan bahwa planet-planet tersebut mungkin terlalu panas untuk mendukung kehidupan, namun penemuan ini merupakan langkah penting dalam pencarian planet kecil di sekitar bintang terdekat.

Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal The Astrophysical Journal Letters. Ritvik Basant, penulis utama dan mahasiswa Ph.D di Universitas Chicago, menyatakan bahwa penemuan ini sangat menarik karena Barnard’s Star adalah tetangga kosmik kita yang masih menyimpan banyak misteri. Ini juga menandai kemajuan signifikan dalam ketepatan instrumen yang digunakan dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Temuan ini juga memperkuat hasil studi lain yang dilakukan pada bulan November lalu, di mana ditemukan indikasi adanya satu planet di sekitar Barnard’s Star dan potensi eksistensi planet lainnya. Penelitian terbaru melibatkan para ilmuwan dari Gemini Observatory, Universitas Heidelberg, dan Universitas Amsterdam.

Untuk mendeteksi planet-planet tersebut, para astronom bergantung pada metode tidak langsung. Mereka mempelajari bagaimana gravitasi planet dapat menyebabkan sedikit perubahan pada posisi bintang, sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah “goyangan” bintang. Tim yang dipimpin oleh Profesor Jacob Bean dari Universitas Chicago mengembangkan instrumen bernama MAROON-X, yang dipasang pada Teleskop Gemini di Hawaii. Dengan menganalisis data dari pengamatan selama tiga tahun, mereka berhasil menemukan bukti kuat akan keberadaan tiga planet di sekitar Barnard’s Star, dan ketika data tersebut digabungkan dengan studi sebelumnya, mereka mengidentifikasi adanya planet keempat.

Meskipun para ilmuwan percaya bahwa planet-planet ini kemungkinan berkomposisi batuan, kepastian mengenai karakteristiknya masih sulit diperoleh, karena posisi pengamatan di Bumi tidak memungkinkan planet-planet ini untuk melintas di depan bintang induknya. Namun, melalui perbandingan dengan karakteristik planet serupa di sistem bintang lain, para ilmuwan dapat membuat estimasi yang lebih baik tentang sifat planet ini.

Yang jelas, tidak ada planet lain di zona layak huni Barnard’s Star. Penemuan ini menjadi salah satu contoh planet terkecil yang berhasil dideteksi dengan teknik pengamatan ini. Para ilmuwan optimis bahwa temuan ini akan membuka era baru dalam pencarian planet di alam semesta dan memberikan wawasan lebih dalam tentang cara planet terbentuk dan faktor-faktor yang menentukan kemungkinan adanya kondisi layak huni.

Barnard’s Star, yang juga dikenal sebagai “ikan paus putih” dalam komunitas pencari planet, memiliki banyak klaim sebelumnya tentang keberadaan planet yang ternyata tidak terbukti kebenarannya. Namun, temuan terbaru ini lebih dapat dipercaya karena dihasilkan dari dua instrumen yang berbeda. Tim peneliti merasa yakin bahwa ini bukan sekadar anomali data, mengingat pengamatan dilakukan di lokasi dan waktu yang berbeda tanpa koordinasi.

Penemuan ini juga menambah rasa puas para ilmuwan yang terlibat, khususnya mengingat ketekunan mereka dalam menganalisis data. Temuan ini diharapkan akan diingat sebagai tonggak penting dalam eksplorasi tata surya dan pemahaman manusia tentang kosmos..

Updated: 12 Maret 2025 — 8:47 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *