Asteroid Bennu: Jejak Air Kuno dan Isu Tentang Asal Usul Kehidupan

NASA melaporkan bahwa gambar Bennu ini dihasilkan dari observasi yang dilakukan oleh wahana antariksa OSIRIS-REx selama lebih dari dua tahun di dekat asteroid tersebut.

Selama setahun terakhir, peneliti di Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley telah melakukan analisis mendalam terhadap sampel luar biasa yang diambil dari asteroid Bennu, yang berusia 4,5 miliar tahun dan terletak sekitar 200 juta mil dari Bumi saat pengambilan sampel.

Berkeley Lab merupakan salah satu dari 40 lembaga yang meneliti komposisi kimia Bennu untuk memahami lebih dalam tentang pembentukan tata surya dan planet kita. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa Bennu kemungkinan berasal dari dunia kuno yang kaya air dan mengandung material dari daerah terdingin tata surya, mungkin di luar orbit Saturnus.

banner 336x280

Para ilmuwan menemukan bahwa asteroid ini mengandung endapan mineral garam yang terbentuk secara berurutan ketika air asin menguap, menunjukkan jejak air cair yang mengalir miliaran tahun lalu.

Mineral serupa juga ditemukan di dasar danau kering di Bumi, serta di bulan Europa milik Jupiter dan bulan Enceladus milik Saturnus, di mana lautan di bawah permukaan mungkin mendukung elemen yang diperlukan untuk kehidupan.

Meneliti Rahasia Bennu dengan Teknologi Modern

Matthew Marcus, seorang ilmuwan di Berkeley Lab yang mengelola fasilitas penelitian, mengatakan, “Merupakan sebuah kehormatan dapat mempelajari material asteroid langsung dari luar angkasa.” Ia juga terlibat dalam analisis komposisi kimia Bennu. “Kami menggunakan instrumen khusus yang dapat menjelaskan komposisi Bennu dan mengungkap sejarahnya.”

Sampel Bennu berhasil diambil oleh misi OSIRIS-REx NASA, yang merupakan misi pertama AS untuk membawa kembali materi dari asteroid. Misi ini berhasil membawa pulang hampir 122 gram material dari Bennu, menjadikannya sampel terbesar yang pernah dibawa kembali ke Bumi dari luar Bulan.

Menyelidiki Komposisi Kimia Bennu

Marcus bekerja sama dengan Scott Sandford dari NASA Ames Research Center dan Zack Gainsforth dari UC Berkeley Space Sciences Laboratory untuk mempelajari sampel Bennu menggunakan mikroskopi sinar-X transmisi pemindaian (STXM).

Dengan mengubah energi sinar-X, mereka dapat mengidentifikasi adanya ikatan kimia tertentu pada tingkat nanometer dan memetakan berbagai bahan kimia yang ditemukan di asteroid. Tim ilmuwan menemukan bahwa beberapa garam terakhir yang menguap dari air garam telah bercampur dengan batu pada tingkat yang sangat halus.

Komponen Dasar Kehidupan di Bennu

Peneliti di Berkeley Lab juga berkontribusi pada makalah kedua yang diterbitkan dalam Nature Astronomy, yang menganalisis bahan organik di asteroid tersebut. Dalam sampel Bennu, tim ilmuwan berhasil mengidentifikasi 14 dari 20 asam amino yang digunakan kehidupan di Bumi untuk membentuk protein.

Mereka juga menemukan lima nukleobasa, yaitu molekul berbentuk cincin yang membentuk DNA dan RNA, serta amonia, yang mungkin berperan dalam memicu kemunculan kehidupan di Bumi.

Hasil penelitian ini mendukung pandangan bahwa asteroid seperti Bennu mungkin telah membawa air dan elemen kimia yang penting untuk pembentukan kehidupan ke Bumi di masa lalu. Melihat kesamaan antara Bennu dan objek-objek luar angkasa lainnya, mungkin unsur-unsur yang mendukung kehidupan ini dapat ditemukan secara luas di tata surya. (SciTechDaily/E-3)

.

Updated: 29 Maret 2025 — 6:55 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *