Jakarta (ANTARA) – Amazon, bersama dengan model agen AI baru, telah resmi meluncurkan Nova Act SDK, sebuah alat yang memungkinkan para pengembang untuk menciptakan prototipe agen dengan Nova Act.
Menurut laporan dari Techcrunch pada hari Selasa, Nova Act, yang dikembangkan di laboratorium AGI Amazon di San Francisco, telah diterima dengan berbagai fitur utama dari pembaruan Alxa+ dan juga peningkatan pada asisten suara.
Para pengembang dapat mengakses teknologi terbaru ini melalui situs nova.amazon.com, yang juga berfungsi sebagai platform untuk menampilkan berbagai model fondasi Nova dari Amazon.
Langkah ini merupakan upaya Amazon untuk bersaing dengan perkembangan industri digital, terutama dengan kemunculan OpenAI dan Computer Use milik Anthropic, yang telah dilengkapi dengan teknologi agen AI yang multifungsi.
Banyak perusahaan teknologi terkemuka meyakini bahwa agen AI yang mampu menavigasi web untuk pengguna akan membuat chatbot AI saat ini menjadi lebih berguna.
Dalam penggunaannya, teknologi Amazon ini dapat dioptimalkan oleh pengembang untuk melakukan berbagai tugas seperti memesan salad dari Sweetgreen atau membuat reservasi untuk makan malam.
Dengan Nova Act, pengembang juga dapat merancang perangkat yang memungkinkan agen AI untuk menjelajahi halaman web, mengisi formulir, atau memilih tanggal di kalender.
Amazon mengklaim bahwa Nova Act mengungguli agen dari OpenAI dan Anthropic dalam beberapa pengujian internal. Sebagai contoh, dalam pengujian ScreenSpot Web Text, yang mengukur interaksi agen AI dengan teks di layar, Nova Act mendapatkan skor 94 persen, lebih tinggi dibandingkan CUA milik OpenAI (88 persen) dan Claude 3.7 Sonnet milik Anthropic (90 persen).
Namun, dalam pengujian tersebut, Amazon tidak menggunakan evaluasi agen yang lebih umum, seperti WebVoyager, untuk mengukur Nova Act.
Nova Act merupakan produk publik pertama yang diluncurkan dari laboratorium AGI Amazon, yang dipimpin oleh mantan peneliti OpenAI, David Luan dan Pieter Abbeel. Mereka sebelumnya pernah mendirikan perusahaan rintisan masing-masing sebelum bergabung dengan Amazon tahun lalu untuk mengembangkan inisiatif agen AI.
Luan menyatakan bahwa timnya merancang Nova Act SDK dengan tujuan untuk mengotomatiskan tugas-tugas sederhana dan memberikan pengembang alat untuk menentukan kapan perlu adanya intervensi manusia dalam alur kerja agen.
Ia berharap hal ini akan memungkinkan pengembang untuk menciptakan aplikasi agen yang lebih andal, meskipun tidak sepenuhnya otonom.
Amazon merilis agen AI-nya di tengah ketatnya persaingan, namun teknologi ini menjadi komponen penting yang sangat diandalkan oleh perusahaan.
Uji coba awal terhadap Nova Act diharapkan dapat memberikan gambaran tentang beberapa kemampuan Alexa+ yang telah lama ditunggu-tunggu, yang menjadi momen krusial bagi keberhasilan atau kegagalan upaya AI Amazon.
Penerjemah: Chairul Rohman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025
.