Tes darah sederhana dapat mengidentifikasi kanker pada pria muda.

Tes darah dapat mendeteksi kanker pada pria muda.

Sejumlah peneliti telah menemukan bahwa mikroRNA tertentu dapat berfungsi sebagai biomarker yang efektif untuk mendeteksi tumor sel germinal testis ganas, yang merupakan jenis kanker paling umum di kalangan pria muda.

Tim dari Cornell University mengungkap bahwa biomarker ini tidak hanya dapat membantu dalam deteksi awal kanker, tetapi juga memiliki potensi untuk diagnosis bahkan sebelum kelahiran.

Dalam riset yang dipublikasikan di Scientific Reports, para ilmuwan menggunakan model tikus untuk menunjukkan bahwa miRNA spesifik sangat relevan dalam pengaturan ekspresi gen yang terkait dengan kanker sel germinal testis. Menariknya, miRNA ini juga memiliki ekuivalen di dalam tubuh manusia, menjadikannya alat diagnostik yang menjanjikan.

Arah Menuju Diagnosis Kanker yang Lebih Efisien

“Ada upaya untuk mengadopsi metode diagnosis kanker yang lebih tidak invasif, seperti biopsi cair,” ujar seorang profesor dari Cornell. Biopsi cair memfasilitasi deteksi penyakit, pemantauan pasca-operasi, dan skrining awal hanya dengan menggunakan sampel darah, sehingga proses diagnosa menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan prosedur bedah yang rumit.

Di AS, kanker sel germinal testis merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada pria berusia 15 hingga 39 tahun, dengan lonjakan kejadian hampir 40% dalam lima dekade terakhir. Namun, kanker ini bisa diobati dengan baik menggunakan kemoterapi konvensional, yang memberikan tingkat kelangsungan hidup lima tahun sekitar 95%.

Asal-usul dan Karakteristik Kanker ini

Bukti menunjukkan bahwa tumor ini dapat terbentuk sejak masa perkembangan embrio dan mungkin menjadi kanker invasif, terutama setelah pubertas. Kanker ini mengandung sel punca yang dapat berubah menjadi berbagai jenis sel kanker lainnya.

Dalam penelitian ini, para ilmuwan menggunakan model tikus yang sudah ada untuk menyelidiki pengembangan tumor sel germinal testis.

Model ini memungkinkan peneliti untuk mengembangkan sel tumor di lab dan mengarahkan proses diferensiasi, sehingga sel kehilangan sifat pluripoten mereka. Dengan cara ini, mereka bisa membandingkan sel punca kanker yang belum berdiferensiasi dengan yang telah lebih spesifik.

Penelitian ini terinspirasi oleh studi yang menunjukkan bahwa miRNA dalam serum darah dapat bertindak sebagai biomarker kanker. Dengan menggunakan model tikus, peneliti menemukan bahwa kelompok miRNA yang dikenal sebagai miRNA 290-295 hanya berekspresi dan disekresikan oleh sel kanker testis yang belum berdiferensiasi. MiRNA ini setara dengan kelompok miRNA 371-373 dalam tubuh manusia.

Mekanisme miRNA dan Harapan ke Depan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa miRNA ini hanya ada pada kanker testis ganas dan tidak terdeteksi pada jenis tumor lainnya, sehingga menciptakan peluang sebagai biomarker yang sangat tepat. Para peneliti juga mengidentifikasi gen-target dari miRNA tersebut dan bagaimana mereka menghambat ekspresi gen-gen tersebut.

“Gene-gene ini terlibat dalam proses yang berkaitan dengan kanker, seperti siklus sel dan apoptosis,” jelas profesor tersebut. Penelitian ini menegaskan pentingnya penggunaan model tikus sebagai representasi penyakit pada manusia, sehingga eksperimen yang sulit dilakukan langsung pada manusia dapat dilakukan.

Temuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut, di mana ilmuwan berencana untuk menyelidiki lebih dalam fungsi miRNA ini, efektivitasnya dalam mempengaruhi gen target, serta peran gen-gen tersebut dalam perkembangan kanker.

“Jika hipotesis kami benar, maka miRNA ini memiliki peran krusial,” ungkap profesor tersebut. “Dengan demikian, ini menjadi langkah awal untuk mengembangkan terapi yang ditujukan untuk miRNA dalam rangka menghentikan pertumbuhan atau penyebaran tumor,” tutupnya.

Sumber: Scitechdaily

.

Updated: 1 April 2025 — 3:15 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *