Sabar/Reza “Ditaklukkan” Terasa Sulit dan Lambat

BASEL, JUMAT — Berkompetisi di dalam sebuah pertandingan tidak hanya melibatkan perlawanan dari lawan, tetapi juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor lain yang dapat memengaruhi performa atlet, seperti yang dialami oleh pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani.

Sabar dan Reza tereliminasi di perempat final Swiss Terbuka pada Jumat (21/3/2025), setelah sebelumnya mencapai semifinal di All England seminggu lalu. Di Swiss, mereka berlaga sebagai pasangan dengan peringkat ketujuh dunia, naik dari posisi kedelapan, setelah mencapai prestasi terbaik di BWF World Tour.

Pengalaman mereka di All England dan status sebagai unggulan kedua di Swiss membuka peluang untuk meraih hasil lebih baik. Terlebih, Swiss Terbuka, yang merupakan event Super 300, memiliki level yang lebih rendah dibandingkan All England yang merupakan Super 1000.

Namun, berbagai faktor tersebut tak menjamin Sabar dan Reza dapat melangkah lebih jauh di Swiss. Mereka kalah dari pasangan asal Taiwan, Lee Fang Chih dan Lee Fang Jen, dengan skor 19-21, 21-14, 13-21 di St Jakobshalle, Basel.

Sabar dan Reza menjadi wakil kedua Indonesia yang tersingkir oleh pasangan Lee setelah sebelumnya mereka mengalahkan finalis All England, Leo Rolly Carnando dan Bagas Maulana, pada babak kedua. Sebagai perbandingan, Lee dan Lee mencatatkan hasil buruk di All England dengan kalah pada babak pertama dari Leo dan Bagas.

Dalam setiap turnamen, atlet harus memperhatikan bahwa situasi dapat berbeda, bahkan untuk mereka yang telah berpengalaman. Salah satu perbedaan mencolok antara All England dan Swiss Terbuka adalah karakter kok yang digunakan.

Kok yang digunakan di Swiss Terbuka memiliki kecepatan yang lebih lambat dibandingkan kok di All England. Meskipun ada standar berat tertentu untuk kok yang digunakan di turnamen internasional, kecepatan kok dapat bervariasi tergantung tempat, dengan faktor cuaca dan ketinggian lokasi pertandingan berperan besar.

Kok yang dipakai ditentukan oleh wasit turnamen setelah melalui uji coba oleh beberapa atlet sebelum pertandingan dimulai. Peserta juga diberikan kesempatan untuk mencoba kok dalam sesi latihan.

Akhirnya, performa yang memengaruhi hasil pertandingan tergantung pada seberapa baik atlet beradaptasi saat berlaga. Pada perempat final Swiss Terbuka, cara permainan Lee dan Lee dengan kok yang lebih lambat menunjukkan performa yang lebih efektif dibandingkan Sabar dan Reza.

Karena kesulitan mendapatkan poin dengan cepat meskipun melancarkan smes bertubi-tubi, kedua pasangan cenderung lebih banyak mempertahankan permainan dan saling menunggu kesempatan untuk menyerang.

Duet Lee dan Lee lebih unggul dalam bertahan. Ketika kesulitan untuk mengalahkan lawan dengan smes berulang kali, mereka melakukan dropshot saat melihat Sabar dan Reza berada di posisi bertahan yang mendekati area belakang lapangan.

Laga antara kedua pasangan ini cenderung melibatkan reli panjang dengan lebih dari 50 pengulangan pukulan. Durasi pertandingan mencapai satu jam dan 10 menit.

Kedua ganda putra lainnya yang bermain lebih dari satu jam adalah Ben Lane dan Sean Vendy dari Inggris melawan Dechapol Puavaranukroh dan Kittinupong Kedren dari Thailand, di mana Puavaranukroh dan Kedren menang dengan skor 21-18, 20-22, 21-18 setelah bertanding selama satu jam 16 menit.

“Lawan bermain lebih baik. Kami sudah mencoba berbagai strategi, dari menyerang hingga bertahan, tetapi mereka sangat konsisten, terutama pada poin-poin krusial di gim ketiga,” jelas Sabar.

Reza menambahkan bahwa penampilan mereka di dua turnamen Eropa ini menunjukkan perlunya meningkatkan daya tahan fisik agar bisa menyerang dengan penuh kekuatan lebih lama. Hal ini juga disampaikan oleh Hendra Setiawan, pelatih mereka di Eropa. Setelah All England, Hendra mengungkapkan bahwa meski banyak aspek positif yang bisa dibawa Sabar dan Reza, mereka perlu meningkatkan daya tahan otot.

Dengan tersingkirnya Sabar/Reza dan Leo/Bagas, ganda putra Indonesia kini hanya bergantung pada Muhammad Shohibul Fikri dan Daniel Marthin yang akan berusaha menghentikan langkah Lee dan Lee di semifinal. Fikri dan Daniel berhasil mengalahkan pasangan Taiwan lainnya, Lee Jhe Huei dan Yang Po Hsuan, dengan skor 21-19, 21-17.

Semifinal wakil di nomor putri

Di nomor tunggal dan ganda putri, dua wakil juga berhasil meraih tiket semifinal. Putri Kusuma Wardani akan menghadapi Chen Yu Fei setelah mencatatkan kemenangan atas pemain China lainnya, Han Qian Xi, dengan skor 21-7, 21-12.

Pertandingan melawan Chen yang akan berlangsung pada Sabtu mendatang menjadi kesempatan bagi Putri untuk tampil lebih baik dan membalas kekalahan di pertemuan sebelumnya pada babak kedua All England. Kali itu, Putri bermain baik tetapi harus menelan kekalahan setelah tertinggal jauh di gim ketiga.

Pada sektor ganda putri, pasangan Febriana Dwipuji Kusuma dan Amallia Cahaya Pratiwi mengalahkan Laksika Kanlaha dan Phataimas Muenwong dengan skor 21-13, 21-15. Amalia mengungkapkan bahwa meskipun mereka pernah menang atas pasangan Thailand di All England, mereka harus tetap waspada mengingat kok yang digunakan di Swiss berkarakter berbeda.

“Kami banyak melakukan reli sambil mencari celah untuk mengambil poin, terutama mengingat pertahanan lawan yang sulit ditembus,” tuturnya.

Tantangan berikutnya bagi ganda putri Indonesia yang saat ini berada pada peringkat kedelapan dunia adalah menghadapi Jia Yi Fan dan Zhang Shu Xian dari China. Meskipun baru berpasangan sejak November 2024, keduanya bukanlah nama asing dalam kompetisi papan atas.

Jia telah mengantongi 19 gelar dalam turnamen BWF World Tour antara 2019-2024 bersama Chen Qing Chen, dan mereka empat kali menjadi juara dunia serta meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Sementara itu, Zhang meskipun prestasinya tidak setinggi Jia, pernah menjadi finalis All England 2022 dan semifinalis Kejuaraan Dunia 2023 saat berpasangan dengan Zheng Yu. Konsistensi performa Jia dan Zhang terus terbukti di tahun 2025, dengan mencapai final Malaysia Terbuka dan tiga semifinal sebelum mencapai tahap yang sama di Swiss.

Dalam turnamen tingkat tantangan internasional, Polandia Terbuka, pasangan Rehan Naufal Kusharjanto dan Gloria Emanuelle Widjaja berhasil melalui babak pertama dengan mengalahkan pasangan tuan rumah, Jakub Melaniuk dan Julia Plawecka, dengan skor 21-12, 21-15. Setelah bermain bersama sejak Thailand Masters, mereka menjadi satu-satunya wakil Indonesia di turnamen tersebut.

Babak pertama Polandia Terbuka dimulai pada hari Jumat, berbeda dengan turnamen bulu tangkis internasional lain pada umumnya. Pada dua hari berikutnya, diadakan dua babak yaitu babak kedua dan perempat final pada hari Sabtu, kemudian semifinal dan final diadakan pada hari Minggu.

Polandia Terbuka ini merupakan turnamen keempat yang diikuti Rehan dan Gloria di Eropa selama empat pekan berturut-turut. Sebelumnya, mereka berhasil mencapai final di Orleans Masters dan Jerman Terbuka serta perempat final di All England.

.

Updated: 21 Maret 2025 — 9:24 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *