Tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh kejutan bagi para penggemar astronomi, dengan serangkaian fenomena langit yang menakjubkan yang dapat disaksikan di berbagai belahan dunia. Dari hujan meteor yang memukau hingga gerhana yang menakjubkan, berikut adalah daftar fenomena astronomi yang akan menghiasi tahun 2025.
1. Hujan Meteor Quadrantids (3-4 Januari 2025)
Hujan meteor Quadrantids adalah salah satu yang pertama muncul setiap tahun dan dikenal sebagai salah satu yang paling intens. Puncak hujan meteor ini akan terjadi antara 3 hingga 4 Januari 2025, dengan kemungkinan menghasilkan hingga 40 meteor per jam dalam kondisi langit yang gelap tanpa polusi cahaya.
Hujan meteor ini berasal dari serpihan asteroid 2003 EH1, yang diyakini adalah bagian dari komet yang hancur berabad-abad yang lalu. Meteor-meteor ini bergerak dengan kecepatan tinggi dan sering menghasilkan cahaya terang saat memasuki atmosfer Bumi. Pengamat di belahan Bumi utara akan memiliki peluang terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini, terutama di daerah yang jauh dari cahaya kota.
2. Gerhana Bulan Total (14 Maret 2025)
Gerhana Bulan total yang dinanti-nanti akan terjadi pada tanggal 14 Maret 2025, saat Bulan melintasi bayang-bayang umbra Bumi. Akibatnya, permukaan Bulan akan berubah warna menjadi merah darah atau oranye gelap. Warna ini muncul akibat cahaya Matahari yang dibiaskan oleh atmosfer Bumi dan memancarkan cahaya merah ke arah Bulan.
Fenomena ini dapat terlihat jelas di seluruh Amerika Utara, Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Sayangnya, bagi pengamat di Asia, termasuk Indonesia, fenomena ini tidak dapat disaksikan secara langsung karena terjadi pada siang hari.
3. Gerhana Matahari Sebagian (29 Maret 2025)
Gerhana Matahari sebagian akan terjadi ketika Bulan hanya menutupi sebagian dari piringan Matahari, menciptakan tampilan seperti “gigitan” pada Matahari. Meski tidak sepanjang gerhana total, fenomena ini tetap menarik untuk diamati dengan menggunakan filter khusus Matahari.
Gerhana ini akan terlihat dengan jelas di Greenland, sebagian besar Eropa Utara, serta bagian utara Rusia. Di wilayah Kanada, cakupan gerhana diperkirakan mencapai sekitar 93 persen, menjadikannya salah satu lokasi terbaik untuk menyaksikan fenomena ini.
4. Pink Moon (13 April 2025)
Bulan purnama bulan April sering disebut “Pink Moon” atau “Bulan Merah Muda”. Nama ini diambil dari budaya suku asli Amerika yang mengaitkan fenomena ini dengan mekarnya bunga liar Phlox berwarna merah muda yang muncul di awal musim semi.
Penuh bulan ini akan terjadi pada 13 April 2025 pukul 00.24 UTC atau sekitar pukul 07.24 WIB. Meskipun disebut “Pink Moon”, Bulan sebenarnya tidak akan berwarna merah muda, melainkan akan tampak seperti bulan purnama biasa dengan cahaya putih yang terang.
5. Hujan Meteor Perseids (12-13 Agustus 2025)
Hujan meteor Perseids merupakan salah satu yang terbaik sepanjang tahun, terjadi antara 17 Juli hingga 24 Agustus. Puncak hujan meteor ini akan berlangsung pada 12-13 Agustus 2025, dengan potensi menampilkan hingga 60 meteor per jam.
Hujan meteor ini berasal dari serpihan komet Swift-Tuttle yang ditemukan pada tahun 1862. Meteor-meteor Perseids dikenal dengan kecepatan tinggi dan kilatan terang saat memasuki atmosfer Bumi. Pengamat di lokasi gelap dengan langit cerah akan mendapatkan kesempatan terbaik untuk melihat fenomena luar biasa ini.
6. Gerhana Bulan Total (7 September 2025)
Gerhana Bulan total kembali akan terjadi pada 7 September 2025 dan dapat dilihat di seluruh Asia, Australia, serta bagian pusat dan timur Eropa dan Afrika. Berbeda dari gerhana sebelumnya, kali ini fenomena ini dapat disaksikan langsung di Indonesia.
Gerhana ini terjadi ketika Bumi sepenuhnya menghalangi cahaya Matahari yang menuju Bulan, menghasilkan warna kemerahan yang khas. Ini adalah kesempatan langka bagi masyarakat di Asia untuk mengamati keindahan gerhana Bulan total secara langsung.
7. Gerhana Matahari Sebagian (21 September 2025)
Gerhana Matahari sebagian lainnya akan terjadi pada 21 September 2025. Fenomena ini hanya dapat dilihat di Selandia Baru, Antarktika, dan bagian selatan Samudra Pasifik.
Gerhana ini diperkirakan paling jelas terlihat dari Selandia Baru dengan cakupan mencapai 76 persen. Meskipun tidak seimpresif gerhana total, ini tetap menjadi peristiwa menarik bagi para pengamat langit di kawasan tersebut.
8. Hujan Meteor Geminids (13-14 Desember 2025)
Geminids sering disebut sebagai “raja hujan meteor” karena merupakan salah satu yang paling mengesankan, dengan rata-rata 120 meteor berwarna-warni per jam pada puncaknya. Fenomena ini berasal dari asteroid 3200 Phaethon yang ditemukan pada tahun 1982.
Berbeda dengan kebanyakan hujan meteor yang berasal dari komet, Geminids berasal dari asteroid, yang menjadikan meteor-meteor ini lebih terang dan tahan lama dibandingkan hujan meteor lainnya. Hujan meteor Geminids berlangsung antara 7 hingga 17 Desember, dengan puncak pada malam 13-14 Desember 2025. Langit yang cerah dan lokasi jauh dari polusi cahaya akan menjadi kondisi ideal untuk mengamati fenomena menakjubkan ini.
.