Cincin Ikonis Saturnus Akan Menghilang dari Pandangan pada Akhir Pekan Ini

Untuk sementara waktu, Saturnus akan kehilangan penampilan khasnya dari sudut pandang Bumi, tampak seperti bola kuning pucat tanpa cincin megah yang biasanya mengelilinginya. Miliaran partikel batuan dan es yang mengorbit Saturnus akan menghilang dari pandangan pada hari Minggu, 23 Maret, ketika tepi tipis cincin planet ini menghadap Bumi, sehingga memberi ilusi seolah-olah cincin tersebut lenyap. Fenomena langka ini terjadi setiap 13 hingga 15 tahun, ketika Bumi bergerak melewati bidang cincin Saturnus. Pengamatan terakhir kali yang langka ini berlangsung pada tahun 2009. Saturnus dikelilingi oleh miliaran potongan komet, asteroid, dan sisa bulan yang terperangkap dalam orbitnya. Cincin yang indah ini membentang hingga 175.000 mil (282.000 kilometer) dari planet itu dan terdiri dari partikel es berukuran debu hingga pecahan sebesar rumah, menurut NASA. Mirip dengan Bumi, sumbu Saturnus memiliki kemiringan sebesar 26,73 derajat. Ketika Saturnus berotasi mengelilingi Matahari, kemiringannya bergeser relatif terhadap Bumi, yang menyebabkan cincin tersebut menghilang dari pandangan kita pada saat tertentu. Ketika Saturnus condong ke arah Bumi, kita dapat melihat bagian atas cincinnya, dan sebaliknya, bagian bawahnya terlihat saat planet ini miring menjauh dari kita. Antara kedua fase tersebut, terjadi momen ketika cincin tidak terlihat. Dengan teleskop yang kuat, seseorang mungkin dapat melihat garis tipis yang mengelilingi Saturnus. Penyeberangan bidang cincin dijadwalkan dimulai sekitar pukul 12:04 siang ET pada hari Minggu. Selama beberapa bulan ke depan, cincin Saturnus tidak akan sepenuhnya terlihat dari Bumi, dan kemungkinan besar kita tidak akan dapat melihatnya lagi hingga November. Pengamat di lintang tengah selatan akan memiliki peluang terbaik untuk menyaksikan Saturnus tanpa cincin, terutama jika mereka dapat melihatnya saat cahaya pagi muncul di cakrawala timur. Di lintang tengah utara, pengamatan akan lebih sulit karena posisi Saturnus yang dekat dengan Matahari di waktu fajar dan di balik cahaya pagi yang terang. Meskipun kondisi ini tidak ideal untuk kebanyakan pengamat langit, fenomena tersebut memberikan kesempatan langka untuk menyaksikan bagaimana planet-planet bergerak mengelilingi bintang yang sama dengan kita.

.

Updated: 22 Maret 2025 — 11:57 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *