suarablitar.com — Presiden Republik Indonesia mengekspresikan kekecewaannya terkait praktik pengoplosan beras dalam acara Pembukaan Kongres ke-27 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jakarta, pada 23 Juli. Dalam pidatonya, Presiden menekankan pentingnya transparansi dan kejujuran di sektor pangan, menyoroti dampak negatif pengoplosan terhadap petani dan konsumen.
“Saya tidak akan mentolerir praktik kecurangan yang merugikan masyarakat. Keberpihakan kita pada petani harus nyata,” tegas Presiden. Ia meminta seluruh pihak untuk bekerja sama dalam memberantas praktik tersebut demi menjaga ketahanan pangan nasional.
Acara tersebut dihadiri oleh ratusan kader PKB dan sejumlah pejabat negara. Pengoplosan beras yang marak terjadi di berbagai daerah menjadi salah satu isu utama yang dibahas selama kongres, menyoroti pentingnya regulasi yang ketat untuk melindungi produk lokal.
Konteks tambahan menyebutkan, pengoplosan beras di Indonesia telah menjadi perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir, dengan laporan mengenai penjualan beras campuran yang tidak memenuhi standar kualitas. Pemerintah berencana untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terhadap praktik ilegal ini.