– Iklan –
– Iklan –
– Iklan –
Berita Dunia: Meskipun sudah berusia lebih dari 46 tahun, Voyager 1 dan Voyager 2 milik NASA masih melanjutkan misi mereka yang bersejarah di ruang antar bintang. Namun, karena cadangan daya yang semakin berkurang, tim insinyur NASA telah mengambil langkah sulit untuk mematikan eksperimen cosmic ray subsystem (CRS) pada kedua wahana tersebut.
Keputusan ini diambil untuk menghemat energi agar instrumen penting lainnya tetap dapat berfungsi. CRS pada Voyager 1 dimatikan pada 25 Februari, sedangkan Voyager 2 akan mengikuti pada 24 Maret. Kedua wahana ini telah menjelajahi jarak yang sangat jauh, mencapai 29 miliar kilometer dari Bumi, menjadikannya objek buatan manusia yang paling jauh di luar angkasa.
Mengutamakan Keberlanjutan di Atas Data
Eksperimen CRS berperan penting dalam mendeteksi sinar kosmik dan partikel bermuatan di ruang angkasa. Namun, dengan menipisnya cadangan daya, NASA harus memilih instrumen mana yang akan tetap dioperasikan.
Pernyataan dari Suzanne Dodd, manajer proyek Voyager:
“Voyager telah menjadi simbol eksplorasi luar angkasa sejak peluncurannya, dan kami berusaha untuk mempertahankannya selama mungkin. Namun, daya listrik hampir habis. Jika kami tidak mematikan satu instrumen pada masing-masing Voyager sekarang, kemungkinan besar mereka hanya akan bertahan beberapa bulan lagi!”
Dengan manajemen daya yang bijaksana, para insinyur berharap wahana ini dapat berfungsi hingga tahun 2030-an, memperpanjang salah satu misi paling bersejarah dalam penjelajahan luar angkasa.
Keajaiban Teknik di Angkasa
Patrick Koehn, ilmuwan program Voyager, menekankan ketahanan luar biasa kedua wahana ini:
“Voyager telah jauh melampaui misi awalnya untuk mempelajari planet-planet luar. Setiap data tambahan yang kami peroleh bukan hanya berharga untuk studi heliosfer, tetapi juga menjadi bukti luar biasa dari rekayasa teknik yang telah menjaga Voyager berfungsi selama hampir setengah abad.”
Voyager 1 dan 2 terus memberikan wawasan yang belum pernah ada sebelumnya tentang ruang antar bintang, membantu ilmuwan memahami lingkungan di luar tata surya kita.
Menembus Batas Eksplorasi
Dengan kedua wahana semakin jauh menjelajahi daerah yang belum terjamah, NASA tetap berkomitmen untuk mendapatkan sebanyak mungkin data sebelum daya mereka benar-benar habis.
“Setiap menit, Voyager menjelajahi wilayah yang belum pernah dijangkau oleh wahana antariksa lain,” kata Linda Spilker, ilmuwan proyek Voyager. “Ini juga berarti setiap hari bisa menjadi yang terakhir bagi mereka. Namun, hari itu juga bisa membawa penemuan baru tentang ruang antar bintang. Jadi, kami melakukan semua yang kami bisa untuk memastikan Voyager 1 dan 2 dapat terus memberikan sumbangsih selama mungkin.”
Meskipun beberapa instrumen harus dimatikan, misi Voyager tetap menjadi salah satu prestasi terbesar dalam eksplorasi luar angkasa. Dengan manajemen daya yang cermat, wahana legendaris ini masih dapat mengirimkan data berharga selama beberapa tahun ke depan, memastikan warisan mereka sebagai pionir di batas akhir eksplorasi manusia.
.