Keberhasilan Marquez di Termas de Rio Hondo memang patut dicatat. Ia menunjukkan performa yang mengesankan dan mampu mempertahankan posisinya sebagai salah satu pembalap terunggul di lintasan. Dengan strategi yang matang dan keahlian yang terasah, Marquez berhasil melewati tantangan dan meraih kemenangan yang cemerlang.

TERMAS DE RIO HONDO, JUMAT — Marc Marquez dikenal memiliki kisah menarik di Termas de Rio Hondo sejak sirkuit ini pertama kali menggelar MotoGP pada tahun 2014. Marquez selalu tampil mengesankan di Argentina dan jika bukan karena beberapa kecelakaan tak terduga dan huru-hara balapan, dia mungkin sudah mengoleksi enam kemenangan di sirkuit ini, dua kali lipat dari tiga kemenangannya pada tahun 2014, 2016, dan 2019.

Setelah meraih kemenangan terakhirnya di sana, Marquez tidak ikut balapan di Termas selama lima tahun. Kini, dia kembali ke Argentina dengan Ducati dan langsung menunjukkan performa dominan dalam sesi latihan, menjadikannya sebagai salah satu favorit untuk memenangi balapan.

Marquez punya kenangan spesial di Argentina, di mana dia meraih kemenangan perdananya pada 2014. Pada tahun berikutnya, persaingannya dengan Valentino Rossi menjadi sorotan ketika Marquez terjatuh. Insiden tersebut dianggap sebagai awal dari perseteruan antara keduanya yang semakin memanas, terutama setelah terjadi insiden kontroversial di Sepang, Malaysia. Rivalitas mereka menjadi salah satu yang paling diingat dalam sejarah MotoGP.

Seiring berjalannya waktu, Marquez kembali dengan motor kompetitif pada tahun 2016 dan berhasil meraih kemenangan kedua di Termas. Di tahun 2017, meski sempat memimpin, ia mengalami kecelakaan pada lap keempat. Tahun 2018, dampak situasi menjelang balapan membuatnya tersingkir dari persaingan podium, sehingga hanya bisa menyelesaikan balapan di posisi ke-18. Dalam balapan tersebut, Jack Miller memulai dari posisi terdepan.

Penampilan terakhir Marquez di Termas sebelum musim 2025 ini adalah pada tahun 2019. Dia tampil kuat sejak awal, meninggalkan Andrea Dovizioso dan Valentino Rossi. Marquez mendominasi balapan hingga memimpin dengan jarak hingga 12,3 detik, berpotensi merebut kemenangan terbesar dalam sejarah MotoGP di sana.

Setelah itu, balapan di Argentina tidak berlangsung pada tahun 2020 dan 2021 akibat pandemi Covid-19. Ketika MotoGP kembali ke Termas pada tahun 2022, Marquez absen karena mengalami masalah kesehatan. Pada tahun 2023, ia juga tidak berpartisipasi di Termas karena pemulihan setelah operasi jempol. Selanjutnya, pada tahun 2024, seri Argentina kembali tidak ada dalam jadwal MotoGP.

"Engine Brake"

Meskipun telah lima tahun tidak berlomba di Argentina, Marquez masih menunjukkan dominasinya di Termas de Rio Hondo. Dia langsung menunjukkan kompetitif dalam sesi latihan pertama dan memecahkan rekor waktu putaran baru dalam sesi tersebut.

Marquez menjelaskan, "Memulai akhir pekan ini dengan baik tentu sangat menggembirakan. Di FP1, saya menghadapi beberapa kesulitan, namun FP2 berjalan jauh lebih baik. Ini adalah pertama kalinya saya mengendarai Ducati di sini, dan kami juga perlu menyesuaikan pengaturan elektronik, terutama pada ‘engine brake’."

Dia menambahkan, "Besok sangat krusial untuk beradaptasi dengan kondisi trek yang akan terus berubah di setiap sesi. Penting untuk memahami perubahan tersebut untuk gaya berkendara dan pengaturan motor."

Sejak sesi ‘walking track’ pada Kamis, Marquez sudah dapat merasakan kondisi trek sesuai dengan gaya membalapnya. Dia percaya kondisi trek yang berdebu itu sebenarnya menguntungkan, dan terbukti saat dia mencatat lap tercepat saat sesi latihan bebas pertama meskipun kondisi trek masih basah akibat hujan malam sebelumnya.

Dalam FP1, Marquez mencatat waktu 1 menit 38,937 detik, mengungguli Johann Zarco dari LCR Honda dan Alex Marquez dari Gresini Racing. Rekan setimnya di Ducati, Francesco Bagnaia, terpuruk di urutan ke-16, membuat Marquez menjadi favorit utama dalam balapan di kondisi trek yang basah.

Marquez juga berprestasi hebat dalam sesi latihan untuk menentukan 10 pebalap yang melaju ke kualifikasi dua. Dia mencetak waktu 1 menit 38,749 detik dan kemudian mengukir waktu baru 1 menit 37,739 detik. Ini membuka peluang besar untuk memecahkan rekor waktu putaran di Termas yang sudah bertahan sejak 2014.

Rekor waktu tersebut pertama kali dipecahkan oleh pebalap Aprilia, Marco Bezzecchi, namun Marquez langsung merespons dengan mencetak waktu 1 menit 37,438 detik, lalu memperbaiki catatannya menjadi 1 menit 37,295 detik.

Kemampuan Marquez untuk terus meningkatkan catatan waktu menunjukkan keunggulannya dibandingkan pebalap lain, dan dia berpotensi menjadi lebih cepat lagi selama kualifikasi.

Potensi Persaingan

Marquez tidak hanya menunjukkan kemampuan di ‘time attack’, tetapi juga memiliki kecepatan kompetitif di rentang waktu 1 menit 38 detik dengan baik menggunakan ban belakang lunak maupun medium. Marquez merasa puas dengan ritme perjalanannya kali ini.

Dia percaya bahwa para pebalap di posisi empat besar akan menjadi lawan tangguh. "Alex kembali menunjukkan performa kuat di sini, dia pasti akan bersaing. Di Giannantonio juga menunjukkan kecepatan bagus, meski mungkin dalam ‘pace’ sedikit tertinggal, namun saya yakin dia akan semakin mendekat."

Marquez juga mencatat bahwa Bagnaia, meski mengalami kecelakaan, tetap cepat, dan Bezzecchi, yang sukses di sirkuit ini pada 2023, juga patut diwaspadai.

Beban Bagnaia

Persaingan akan dimulai pada sesi kualifikasi untuk menentukan posisi start yang penting. Bagnaia, yang mengalami kendala di sesi latihan, menghadapi tantangan berat. Dia mengalami kecelakaan di akhir sesi latihan, kehilangan waktu untuk ‘time attack’ dan terancam keluar dari posisi 10 besar.

Meski demikian, Ia masih bisa bertahan berkat sempurna sekali lagi di putaran terakhir. Hasil ini menegaskan bahwa Bagnaia perlu berjuang lebih keras untuk mendapatkan sensasi berkendara yang tepat di sirkuit licin Termas.

.

Updated: 14 Maret 2025 — 11:53 pm

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *