Munir Hidup Kembali dalam Jeritan Keadilan yang Tak Pernah Reda

Nasional5 Dilihat

suarablitar.com — Koordinator Badan Pekerja Kontras, Dimas Bagus Arya, menegaskan bahwa kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib, masih memerlukan perhatian serius. Pada peringatan 21 tahun kepergian Munir yang berlangsung di Kantor YLBHI, Jakarta, pada Minggu (7/9/2025), Dimas menyerukan agar isu penyelesaian kasus tersebut tetap dipertahankan dalam agenda gerakan masyarakat sipil.

Dimas meminta masyarakat untuk mendiskusikan kasus ini di berbagai forum, termasuk di kampus dan tempat nongkrong, agar tidak hanya menjadi ingatan semata. Ia menekankan pentingnya dorongan kepada negara untuk menciptakan langkah nyata dalam mengungkap dalang di balik peristiwa tersebut agar tidak terulang di masa depan.

Menurut Dimas, selama negara tidak menunjukkan keinginan untuk melakukan perbaikan yang konkret, gerakan masyarakat sipil harus tetap berfungsi sebagai suara yang mendorong agar tuntutan mereka dapat diakomodir.

Munir meninggal dunia pada 7 September 2004, selama penerbangan Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Amsterdam, dengan hasil investigasi menyatakan bahwa ia diracun menggunakan arsenik. Hingga kini, pelaku utama dalam kasus tersebut belum pernah diadili.