Kedudukan Indonesia di Panggung Diplomatik Melalui Kehadiran Prabowo di Perayaan Tiongkok

Berita2 Dilihat

suarablitar.com — Kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto dalam perayaan Hari Nasional Tiongkok di Beijing awal September 2023 mendapat sorotan publik internasional. Media Tiongkok menampilkan Prabowo berdampingan dengan Presiden Xi Jinping, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di tribun kehormatan. Sementara itu, harian Jepang Yomiuri Shimbun mengabaikan Prabowo dan lebih fokus pada “trio blok Timur” tersebut.

Perbedaan penanganan ini memicu perdebatan di Indonesia, di mana sebagian masyarakat merasa Indonesia diabaikan. Namun, perspektif framing media internasional menjelaskan bahwa masing-masing media memiliki kepentingan tersendiri. Media Tiongkok menunjukkan Prabowo sebagai simbol pengakuan internasional atas perayaan mereka, sedangkan media Jepang mementingkan relevansi sejarah dengan menyoroti musuh tradisionalnya.

Indonesia mempertahankan posisi netral dengan prinsip bebas-aktif yang dipegang sejak era Bung Karno, bukan bagian dari blok Timur atau Barat. Dalam konteks ini, kehadiran Prabowo di Beijing dinilai strategis, mengingat Indonesia dihormati di Timur dan tetap diterima di Barat.

Ketidakhadiran Prabowo dalam pemberitaan tertentu bukan menunjukkan marginalisasi Indonesia. Sebaliknya, ini menegaskan posisi unik Indonesia dalam diplomasi global, yang tetap dihormati tanpa terjebak dalam polarisasi internasional.