Huru-Hara Pertemuan Ojol dengan Wapres Gibran Mengungkap Banyak Tanda Tanya

Otomatif1 Dilihat

suarablitar.com — Pertemuan antara delapan pengemudi ojek online (ojol) dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Wapres, Jakarta Pusat, pekan lalu memicu kontroversi. Pertemuan ini dilakukan menyusul kasus kematian Affan Kurniawan saat unjuk rasa di Pejompongan. Para pengemudi yang hadir berasal dari beberapa aplikasi, termasuk Gojek dan Grab.

Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan bahwa delapan pengemudi tersebut tidak mewakili komunitas ojol di tanah air. Ia mencurigai bahwa pertemuan tersebut merupakan rekayasa dan menyampaikan bahwa aspirasi seharusnya disampaikan oleh asosiasi. “Kami tidak tahu mereka ojol atau bukan. Yang menyampaikan aspirasi biasanya asosiasi,” ujarnya.

Garda Indonesia juga menegaskan bahwa mereka tidak mengenal para pengemudi yang hadir dalam pertemuan tersebut, sehingga mereka tidak dianggap mewakili suara pengemudi ojol secara keseluruhan. “Mereka bukan anggota kami,” tambah Igun.

Menanggapi tudingan ini, perusahaan aplikator seperti Gojek dan Grab memberikan klarifikasi. Gojek menyatakan bahwa Mohamad Rahman Tohir, salah satu peserta, adalah mitra aktif mereka sejak 2015. Grab juga mengonfirmasi bahwa pihaknya memang mengutus perwakilan driver untuk bertemu Gibran, menekankan bahwa tudingan mengenai rekayasa tidak berdasar.

Pertemuan ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan di kalangan komunitas ojol di Indonesia, dan menyoroti kebutuhan akan saluran komunikasi yang lebih jelas antara pengemudi dan pemerintah.