suarablitar.com — Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada tahun ini, yang berpotensi mengancam posisi Indonesia sebagai pemimpin pasar otomotif di Asia Tenggara. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa penjualan mobil baru dari Januari hingga Juli 2025 mencapai 453.278 unit, turun 10,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, penjualan kendaraan di Malaysia untuk periode yang sama mencapai 443.777 unit, meski mengalami penurunan sebesar 5 persen. Jika tren ini berlanjut, Malaysia dapat menyalip Indonesia dalam penjualan mobil.
Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengungkapkan bahwa Indonesia perlu mengadopsi strategi ekonomi yang lebih proaktif untuk meningkatkan daya beli masyarakat, khususnya di kelas menengah. Langkah-langkah taktis ini meliputi revisi kebijakan perpajakan dengan mengurangi Pajak Kendaraan Bermotor dan subsidi infrastruktur untuk kendaraan listrik.
Yannes juga menekankan pentingnya meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 80 persen pada tahun 2030, serta mendorong investasi dalam rantai pasok lokal. Ia mengingatkan bahwa kebijakan yang mendukung industri kendaraan hibrida dan listrik harus segera diterapkan untuk mengamankan posisi Indonesia di pasar otomotif regional.
Jika langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan konsisten, Indonesia diharapkan dapat mempertahankan posisinya dan mengurangi risiko kehilangan pangsa pasar akibat persaingan yang semakin ketat.