Impor Truk Tambang Asing Mengancam Industri Lokal Indonesia

Otomatif1 Dilihat

suarablitar.com — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan adanya peningkatan aktivitas impor truk untuk kebutuhan tambang, yang dianggap meresahkan. Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara menyatakan bahwa angka truk komersial yang diimpor, baik di luar maupun di dalam Jawa, mencapai angka yang mengkhawatirkan.

Hingga Juli, diperkirakan hampir 7.000 truk telah diimpor, dan angka ini dapat meningkat menjadi 14.000 unit hingga akhir tahun. Kukuh menekankan bahwa truk impor ini mengancam industri kendaraan dalam negeri, mengingat pabrikan lokal sudah memenuhi ketentuan yang berlaku di Indonesia.

Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub, Yusuf Nugroho, menjelaskan bahwa truk-truk impor tersebut tidak wajib mengikuti uji tipe, karena digunakan khusus untuk operasional perusahaan pertambangan dan tidak melintas di jalan umum. Kendaraan yang beroperasi di area terbatas tidak harus memenuhi syarat sertifikasi Euro4, sementara pabrikan dalam negeri diwajibkan untuk mematuhi aturan tersebut.

Pengurangan volume pasar otomotif, khususnya di segmen komersial, dikatakan telah menggerus lebih dari 38 persen industri, yang berdampak pada pengurangan jumlah pekerja di beberapa industri komponen. Truk merek Shacman dari China tengah mendominasi penggunaan di area pertambangan seperti Morowali dan Halmahera, dengan lebih dari 6.000 unit dijual di Indonesia sejak 2016.

Keberadaan truk impor ini menimbulkan ketidakpastian di pasar dan tantangan bagi industri kendaraan bermotor dalam negeri, yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia.