suarablitar.com — Deforestasi mengakibatkan peningkatan suhu lokal yang berkontribusi pada lebih dari 28.000 kematian akibat panas setiap tahun di sejumlah negara, termasuk Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, serta Asia Tenggara. Penemuan ini berasal dari studi yang dipimpin oleh Dr. Carly Reddington dan Prof. Dominick Spracklen dari University of Leeds.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 345 juta orang terpapar suhu lebih tinggi akibat kehilangan hutan tropis antara tahun 2001 hingga 2020. “Hutan bukan hanya menyimpan karbon, tetapi juga menyediakan layanan pendinginan yang memproteksi manusia,” jelas para peneliti.
Deforestasi, yang berarti hilangnya tutupan pohon secara permanen, meningkatkan suhu rata-rata sebesar 0,45°C, yang cukup signifikan untuk kesehatan masyarakat, terutama di daerah tropis yang sudah panas. Di Berau, Kalimantan Timur, proses ini menunjukkan peningkatan suhu hingga 0,86°C antara 2002-2018, yang berasosiasi dengan tingkat kematian yang meningkat.
Hasil studi ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Climate Change. Mereka menggarisbawahi pentingnya pelestarian hutan sebagai langkah untuk melindungi manusia dan membantu mengurangi dampak perubahan iklim yang lebih luas. Penanganan masalah tersebut membutuhkan akses air bersih, tempat berteduh, dan sistem peringatan dini untuk gelombang panas bagi komunitas yang rentan.