suarablitar.com — Demo besar berlangsung di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, pada Sabtu (30/8/2025) dengan massa dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa dan pengemudi ojek online. Mereka menyerukan pembubaran parlemen dan menyoroti kebijakan yang merugikan rakyat, seperti kenaikan tunjangan anggota DPR. Para demonstran ini membawa bendera bertuliskan “One Peace” serta poster yang berisi kritik terhadap DPR.
Aksi ini merupakan lanjutan dari gerakan bertajuk “Revolusi Rakyat Indonesia” yang dimulai sejak Senin (25/8). Ribuan orang memadati kawasan Gedung DPR sejak pagi. Keadaan semakin memanas ketika beberapa orang mencoba menarik pagar utama gedung dengan tali tambang.
Sejak aksi dimulai, berbagai kericuhan terjadi. Usai polisi memukul mundur massa, demonstran terpencar ke berbagai jalan, menyisakan kerusakan pada fasilitas publik, termasuk pos polisi dan rambu lalu lintas, serta insiden pembakaran kendaraan pribadi.
Sebelumnya, pada Kamis (28/8), ribuan buruh berunjuk rasa di lokasi yang sama dan mengakibatkan kericuhan. Insiden tragis terjadi saat kendaraan taktis Brimob melindas pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21), yang tewas di tempat. Insiden tersebut memicu kemarahan massa dan memperburuk situasi.
Pengamat menyatakan bahwa aksi ini mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap wakil rakyat yang dinilai lebih mementingkan kepentingan pribadi. Demonstrasi ini juga melibatkan sorotan terhadap kondisi ekonomi yang sulit saat ini.
