suarablitar.com — Jakarta – BYD menghentikan penjualan truk pikap Shark 6 PHEV di Thailand akibat respons pasar yang kurang memuaskan. Keputusan ini diambil setelah melihat jumlah pemesanan yang rendah, yakni hanya sekitar 153 unit, padahal target awal adalah 500 unit sejak debutnya di Bangkok International Motor Show 2025 pada bulan Maret lalu.
Media lokal, Autolifethailand.tv, melaporkan bahwa distributor Rever Automotive telah meminta pembatalan seluruh pesanan dan mengembalikan uang muka tanpa biaya potongan. Shark 6 PHEV, dengan harga di bawah 1,7 juta baht (sekitar Rp 854 juta), berada di segmen harga yang tinggi, jauh melampaui kompetitor seperti Toyota Hilux, Isuzu D-Max, dan Ford Ranger.
General Manager BYD Auto (Thailand), Ke Yubin, menyatakan bahwa faktor harga menjadi kendala utama penjualan. “Karena Shark merupakan impor CBU dari Tiongkok, pajaknya lebih dari 30%, sehingga sulit mendapatkan harga yang kompetitif,” ujarnya. Ke Yubin menambahkan, BYD sedang mempertimbangkan untuk memproduksi model pikap lain secara lokal di Thailand pada tahun depan.
Secara dimensi, Shark 6 PHEV memiliki panjang 5.457 mm, lebar 1.917 mm, dan tinggi 1.925 mm, dengan jarak sumbu roda 3.260 mm. Mobil ini dilengkapi dengan sistem PHEV Dual Mode Off-road Super Hybrid, menggabungkan mesin bensin turbo 1,5 liter dan dua motor listrik, menawarkan tenaga total yang besar. Namun, kombinasi tersebut belum cukup menarik minat konsumen di Thailand, yang lebih memilih model rakitan lokal dengan harga lebih bersaing.