Siswa SMP di Indonesia Ditemukan Belum Bisa Menghitung, Legislator Dorong Evaluasi Kurikulum Pendidikan

Berita14 Dilihat

suarablitar.com — Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PKB, Dedi Wahidi, menyerukan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti untuk mengevaluasi kurikulum pendidikan setelah ditemukan banyak siswa SMP yang belum mampu melakukan perhitungan dasar, seperti penjumlahan dan perkalian. Pernyataan tersebut disampaikan Dedi dalam rapat kerja di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Selasa (26/8/2025).

Dedi mengungkapkan bahwa beberapa siswa SMP di Jawa Barat, khususnya di Indramayu, masih kesulitan menghitung, bahkan tidak dapat menyelesaikan soal sederhana seperti 12 + 3. Ia menilai ada kekurangan dalam kurikulum pendidikan saat ini yang terlalu fokus pada materi luar negeri, sehingga mengabaikan kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi X lainnya, La Tunrung dari Fraksi Gerindra, juga menyoroti adanya siswa SD yang belum bisa membaca. Ia meminta Mendikdasmen untuk menetapkan standar pendidikan di sekolah agar setiap siswa memenuhi kriteria kemampuan dasar sesuai kelas.

Mendikdasmen Mu’ti menjelaskan bahwa kementeriannya saat ini masih berupaya memperbaiki kurikulum, dengan fokus pada peningkatan literasi dan numerasi. Ia menyatakan bahwa mulai Maret 2026, akan ada tes kemampuan akademik bagi siswa SD dan SMP untuk mengukur kemampuan membaca, menulis, dan pelajaran lainnya. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa sebelum memasuki pembelajaran lebih lanjut.

Mendikdasmen juga menambahkan bahwa mulai November 2025, SMA dan SMK akan menyelenggarakan tes kemampuan akademik yang bersifat sukarela dan tidak berpengaruh pada kelulusan siswa.