suarablitar.com — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau menunjukkan penurunan yang signifikan, menurut Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. Meskipun demikian, kepolisian bersama TNI dan pemerintah daerah tetap meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi potensi karhutla.
Penurunan ini dicapai berkat kerja sama kolaboratif antara TNI-Polri, Pemprov Riau, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta masyarakat. “Alhamdulillah, proses dan kerja sama kolaboratif dapat menurunkan karhutla,” ujar Irjen Herry pada Senin (25/8/2025) di Pelalawan.
Upaya pemadaman karhutla mencakup penggunaan teknologi modifikasi cuaca (TMC), yang berhasil meningkatkan curah hujan dan mengurangi kebakaran. Saat ini, cuaca di Riau mendukung penurunan potensi karhutla, ditunjukkan dengan keberadaan awan natural yang terlihat di Pulau Rupat.
Kapolda juga mengungkapkan bahwa ratusan pelang akan dipasang di lahan bekas karhutla sebagai tanda status quo. “Untuk karhutla, 500 pelang sudah kita buat,” jelasnya. Di Kabupaten Pelalawan, meskipun terdapat karhutla, upaya penegakan hukum terus dilakukan dengan penangkapan enam tersangka terkait karhutla.
Pihak kepolisian berkomitmen untuk menjaga agar penurunan kasus karhutla tetap stabil dan memperkuat tindakan hukum terhadap pelanggar.