Venezuela Tuduh AS Menculik 66 Anak Selama Penindakan Imigrasi

Berita8 Dilihat

suarablitar.com — Pemerintah Venezuela menuduh Amerika Serikat (AS) telah “menculik” 66 anak-anak Venezuela yang ditahan secara ilegal setelah dipisahkan dari orang tua mereka selama proses deportasi. Tuduhan ini disampaikan dalam konteks penegakan hukum imigrasi yang tegas oleh Gedung Putih.

Dalam pernyataannya, Camila Fabri, presiden program Return to the Homeland, menyebutkan bahwa anak-anak tersebut perlu dikembalikan ke otoritas Venezuela agar dapat dipulangkan. “Kami mendapati 66 anak diculik di Amerika Serikat. Jumlahnya terus bertambah setiap hari… sebuah kebijakan yang kejam dan tidak manusiawi,” katanya dalam sebuah acara di mana para perempuan juga meminta Ibu Negara AS, Melania Trump, untuk membantu.

Menurut data dari UNHCR, lebih dari 7,7 juta warga Venezuela telah meninggalkan negara tersebut sejak 2014, yang disebabkan oleh kekerasan, inflasi, dan kekurangan layanan penting. Di AS, warga Venezuela sebelumnya diberikan status imigrasi sementara, tetapi perlindungan itu dicabut oleh pemerintahan Donald Trump.

Hingga kini, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS belum memberikan tanggapan terhadap tuduhan tersebut. Namun, laporan menyebutkan bahwa 21 anak telah dipulangkan ke Venezuela, termasuk seorang anak perempuan dari warga Venezuela yang dideportasi ke El Salvador tanpa bukti keterlibatan dalam aktivitas ilegal. Pada tahun 2025, sekitar 10.631 warga Venezuela telah kembali ke negara asalnya, baik yang dideportasi dari AS maupun yang terjebak di Meksiko.