Amad Veteran Saksi Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato

Nasional62 Dilihat

suarablitar.com — Ahmad, yang akrab disapa Mbah Amad, berusia 103 tahun dan merupakan saksi hidup peristiwa perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya, pada 19 September 1945. Mbah Amad, yang kini tinggal di Desa Pesanggarahan, Kecamatan Kutorejo, Mojokerto, pernah menjadi anggota Polisi Istimewa yang terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. (ngopibareng.id)

Pada 18 September 1945, sekelompok orang Belanda yang dipimpin oleh W.V.C. Ploegman mengibarkan bendera Belanda di puncak Hotel Yamato tanpa persetujuan pemerintah Indonesia. Keesokan harinya, 19 September 1945, pengibaran bendera tersebut memicu kemarahan pemuda Surabaya. Residen Surabaya, Sudirman, berupaya bernegosiasi dengan Ploegman untuk menurunkan bendera tersebut, namun gagal. Akibatnya, para pemuda menyerbu hotel dan terjadi perkelahian di lobi. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel, menurunkan bendera Belanda, merobek bagian biru, dan mengibarkannya kembali sebagai bendera Merah Putih. (detik.com)

Mbah Amad, yang saat itu tergabung dalam Polisi Istimewa, turut serta dalam peristiwa tersebut. Setelah insiden perobekan bendera, ia bergabung dengan Kesatuan Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI) yang didirikan oleh Bung Tomo. Mbah Amad sering mendampingi Bung Tomo dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. (ngopibareng.id)

Pada usia senjanya, Mbah Amad aktif mengunjungi generasi muda untuk menyampaikan pesan semangat kemerdekaan dan pentingnya menghormati orang tua serta mematuhi aturan pemerintah. Ia berharap semangat perjuangan dan nasionalisme terus ditanamkan kepada generasi penerus bangsa. (suarajatimpost.com)