Mengatasi Jalur Sempit Menuju Kesuksesan Finansial dalam Kelas Menengah

Nasional25 Dilihat

suarablitar.com — Jebakan kelas menengah di Indonesia tidak hanya terkait dengan pendapatan, tetapi juga pola pikir yang membatasi. Meski banyak yang memiliki gaji di atas UMR, perasaan aman finansial seringkali sulit dicapai akibat keyakinan yang tidak tepat tentang uang, risiko, dan peluang.

Studi mengungkap bahwa pola pikir terbentuk dari pendidikan formal dan pengaruh budaya konsumtif, sehingga menghalangi kemajuan individu. Untuk keluar dari situasi ini, penting bagi masyarakat untuk mengubah lima pola pikir yang cenderung merugikan.

  1. Pola Pikir Menukar Waktu dengan Uang: Banyak orang beranggapan bahwa penghasilan hanya berasal dari kerja keras harian. Ini membatasi potensi penghasilan yang sebenarnya bisa diperoleh dari sumber lain, seperti investasi, real estat, atau bisnis.

  2. Pola Pikir Terlalu Takut Kehilangan: Menyimpan uang di tabungan bank dengan bunga rendah tanpa investasi akan semakin mengurangi daya beli akibat inflasi. Dilaporkan, langkah-langkah seperti diversifikasi investasi dapat membantu mengelola risiko secara lebih bijak.

  3. Pola Pikir Konsumtif: Kenaikan gaji sering kali diiringi dengan peningkatan gaya hidup, yang mengakibatkan kurangnya investasi pada sumber pendapatan baru.

Dengan memahami dan mengubah pola pikir ini, diharapkan individu dapat meraih potensi ekonomi yang lebih baik dan meningkatkan kesejahteraan finansial.