Kemajuan dan Tantangan Indonesia delapan dekade setelah Kemerdekaan

Berita9 Dilihat

suarablitar.com — Dalam rangka mempersiapkan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-80 pada 17 Agustus 2025, masyarakat diingatkan akan perjuangan dan tantangan yang masih dihadapi bangsa ini setelah meraih kemerdekaan dari penjajahan.

Pidato Sukarno dalam “Lahirnya Pancasila” pada 1 Juni 1945 menjadi acuan penting, di mana beliau menggambarkan kemerdekaan sebagai jembatan emas menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sejak saat itu, Indonesia diharapkan dapat menyeberangi jembatan tersebut dan mengatasi berbagai masalah, termasuk kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.

Berdasarkan analisis beberapa literatur, tingkat kesenjangan di Indonesia masih tinggi, meskipun ada peningkatan standar hidup di era modern. Penelitian Pim de Zwart (2021) menunjukkan bahwa beberapa daerah, seperti Batavia dan Surabaya, memiliki rasio gini yang mengindikasikan ketimpangan pendapatan yang tinggi.

Kondisi pendidikan juga memerlukan perhatian. Meskipun angka melek huruf nasional mencapai 96,67% pada 2024, data menunjukkan rendahnya tingkat pendidikan di daerah tertentu seperti Gorontalo dan Papua. Selain itu, pembangunan infrastruktur fisik juga perlu dioptimalkan, terutama di luar Pulau Jawa, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pemerintah saat ini, di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, diharapkan dapat menghadapi tantangan ini dan memenuhi cita-cita masyarakat yang adil dan makmur. Penekanan pada penguatan ideologi Pancasila dan penciptaan lapangan kerja menjadi fokus utama dalam menjalankan program pembangunan di masa mendatang.

Dengan refleksi ini, diharapkan Indonesia dapat melanjutkan perjalanan menuju ‘dunia keselamatan’ bagi seluruh rakyatnya, dan tidak terjebak dalam ‘dunia kesengsaraan’ meski telah meraih kemerdekaan.