Generasi Muda Indonesia Wujudkan Bela Negara Melalui Prestasi dan Kreativitas

Politik2 Dilihat

suarablitar.com — Setiap warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab untuk membela negara dengan cara yang beragam, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Di era modern, makna bela negara telah bergeser dari perjuangan fisik menjadi kontribusi dalam berbagai bidang, termasuk akademik dan budaya.

Salah satu contoh nyata adalah Salwa Nailaturrahmah, mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran, yang meraih gelar Duta Bahasa Jawa Barat 2025. Ajang ini diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat untuk mencari pemuda yang mampu mempromosikan dan melestarikan bahasa Indonesia dan bahasa daerah.

Salwa mengikuti ajang tersebut untuk mengenal lebih dalam tentang jurusannya. Ia melewati tiga tahap seleksi, termasuk menulis esai dalam waktu 90 menit menggunakan tiga bahasa. Dalam tahap final, Salwa mempresentasikan krida berjudul “Cakap Berbahasa Peduli Berisyarat”.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, seperti sakit saat proses seleksi, Salwa berhasil meraih gelar tersebut bersama rekannya. Ia menyatakan bahwa pencapaian ini memerlukan banyak pengorbanan, termasuk merelakan kesempatan mengikuti seleksi beasiswa.

Sebagai Duta Bahasa, Salwa bertugas menyebarluaskan semangat literasi dan penggunaan bahasa yang baik. Ia menganut prinsip Trigatra Bangun Bahasa, yang mencakup pentingnya menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas dan alat pemersatu bangsa.

Dalam konteks lain, Fauzi Arifin, mahasiswa juga dari Universitas Padjadjaran, menunjukkan komitmen bela negara melalui seni. Ia bersama Tim Marching Band Gita Pakuan meraih Juara 1 Kategori Color Guard di Bandung Marching Band Championship 2024. Fauzi menyebut, proses latihan yang intensif membantunya mengatasi rasa malas dan meningkatkan motivasi untuk berkarya.

Melalui prestasi dan peran aktif di masing-masing bidang, generasi muda diharapkan dapat menunjukkan semangat bela negara dengan cara yang relevan di zaman saat ini.