suarablitar.com — Banjir bandang dan tanah longsor yang disebabkan hujan monsun lebat melanda wilayah utara Pakistan, mengakibatkan sedikitnya 199 orang tewas dalam rentang waktu 24 jam. Insiden tersebut terjadi di berbagai lokasi, dengan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa menjadi area paling terdampak, di mana 180 orang di antara korban tewas ditemukan.
Menurut laporan Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan, delapan dari korban berada di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan, sementara lima lainnya tercatat di Gilgit-Baltistan. Sebagian besar korban tewas merupakan akibat banjir yang merobohkan rumah-rumah, termasuk 19 wanita dan 17 anak-anak. Selain itu, 28 orang mengalami luka-luka.
Kepala Menteri Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Gandapur, melaporkan bahwa lima orang, termasuk dua pilot, meninggal ketika helikopter pemerintah jatuh selama misi penyelamatan akibat cuaca buruk. Distrik seperti Buner, Bajaur, Mansehra, dan Battagram dinyatakan sebagai daerah yang parah terdampak.
Di Bajaur, warga berkumpul menyaksikan alat berat menggali tanah yang tertimbun lumpur. “Saya mendengar suara keras seolah-olah gunung itu longsor. Semua berguncang,” ungkap seorang penduduk, Azizullah, mengenai pengalaman menakutkan saat bencana terjadi.
Badan meteorologi setempat mengeluarkan peringatan mengenai hujan lebat dan mendorong masyarakat untuk menghindari area rentan. Pemerintah Khyber Pakhtunkhwa juga mengumumkan hari berkabung, dengan bendera setengah tiang dikibarkan di seluruh wilayah provinsi.