suarablitar.com — Wuxi, China, menjadi contoh nyata mobilitas ramah lingkungan dengan dominasi sepeda dan motor listrik. Di kedua kota, Yadea, produsen kendaraan listrik terkemuka dunia, menunjukkan potensi yang dapat diteladani Indonesia dalam pengembangan kendaraan listrik.
Wang Jiazhong, Senior Vice President Yadea Technology Group, menekankan pentingnya edukasi masyarakat, dukungan pemerintah, serta riset dan pengembangan yang berkesinambungan untuk meningkatkan popularitas motor listrik. “Perluasan segmentasi pasar, termasuk lansia dan perempuan, adalah hal yang krusial,” ujarnya.
Di China, masyarakat berusia 16 hingga 70 tahun merasa nyaman mengendarai sepeda listrik. Wang mencatat, “Di Indonesia, demografi pengendara umumnya pria dan berusia di bawah 60 tahun.”
Dengan biaya operasional yang lebih rendah, kendaraan listrik dapat menjadi alternatif mobilitas yang ekonomis, terutama di tengah kenaikan harga bahan bakar. Wang menyoroti pentingnya dukungan pemerintah berupa insentif, seperti tarif listrik khusus untuk pengisian kendaraan listrik di malam hari.
Yadea juga aktif mengkampanyekan kepedulian terhadap lingkungan. Dalam upayanya mengurangi polusi udara, mereka mengedukasi masyarakat mengenai keunggulan kendaraan listrik dibandingkan motor konvensional. “Di setiap kota diberikan pesan bahwa memakai motor listrik dapat lebih bersih,” ungkap Wang.
Yadea mengedepankan standar tinggi dalam layanan purna jual, penjualan, dan riset dan pengembangan. Menanggapi skeptisisme konsumen Indonesia terhadap kualitas motor listrik, Wang menyarankan agar perusahaan menunjukkan perkembangan produk secara transparan.
Tren global menuju lingkungan hijau telah menciptakan peluang di berbagai negara, termasuk Amerika dan Eropa, yang menargetkan keberlanjutan pada tahun 2031. “Penggunaan motor listrik bisa menjadi solusi untuk membersihkan lingkungan,” tutupnya.