Membongkar Rahasia Emosi Remaja yang Tersembunyi

Nasional1 Dilihat

suarablitar.com — Masa remaja sering kali diwarnai oleh perubahan emosional yang signifikan, membuat remaja mudah marah atau cenderung menutup diri. Menurut Rhaka Ghanisatria, Co-Founder Menjadi Manusia, membantu remaja meregulasi emosi adalah langkah awal yang penting.

Dalam acara “Gebyar Mental Sehat Anak Remaja Indonesia” yang diadakan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di Jakarta, Rhaka menyarankan penggunaan teknik pernapasan sederhana, seperti metode 4-7-8. “Tarik napas selama empat detik, tahan tujuh detik, dan buang napas selama delapan detik,” jelasnya. Metode ini dipercaya dapat menenangkan sistem saraf.

Latihan ini tidak memerlukan alat dan dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti rumah atau sekolah. Mengatur napas dapat membantu menenangkan pikiran dan memperlambat detak jantung.

Rhaka juga menekankan pentingnya komunikasi yang sehat antara remaja dan orang tua. Banyak remaja enggan bercerita karena takut dihakimi. “Fokusnya bukan pada solusi, tetapi pada mendengarkan,” tambahnya. Kemampuan untuk mendengarkan tanpa menginterupsi dapat membuat remaja merasa lebih aman untuk membuka diri.

Ia menyatakan bahwa lingkungan keluarga merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi kesehatan mental remaja. Rumah yang mendukung cenderung menciptakan pribadi yang positif, sedangkan rumah yang keras bisa menimbulkan masalah emosional yang berkelanjutan.

Masalah dalam percintaan atau ekonomi bisa menjadi pemicu stres, tetapi akar permasalahan sering kali berasal dari hubungan di dalam keluarga.