suarablitar.com — Anggota Badan Pengkajian MPR RI dari Fraksi PKB, Maman Imanul Haq, menegaskan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Dalam sebuah diskusi yang digelar oleh Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP) pada Rabu (13/8/2025), Maman menyatakan bahwa meskipun Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar dengan 200 juta pemilih, demokrasi tanpa Pancasila bisa berpotensi melahirkan tirani.
Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Anggota DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, serta Pengamat Politik, Karyono Wibowo, dan jurnalis dari berbagai media. Maman menekankan, musyawarah mufakat harus menjadi mekanisme utama dalam pengambilan keputusan, serta perlunya pendidikan politik berkelanjutan untuk menyuplai ruang publik dengan informasi yang positif.
Lia Istifhama menyoroti pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan menekankan partisipasi generasi muda dalam proses politik. Ia berpendapat bahwa edukasi politik yang sederhana namun efektif diperlukan agar konsep-konsep kenegaraan dapat dipahami oleh masyarakat luas.
Karyono Wibowo juga mengingatkan bahwa pelaksanaan demokrasi Pancasila di Indonesia masih menghadapi tantangan serius seperti money politics dan kesenjangan ekonomi. Ia menekankan perlunya pemerintahan yang bersih dan akuntabel serta kebijakan pembangunan yang berpihak pada rakyat.
Diskusi tersebut menunjukkan bahwa penguatan nilai Pancasila dan pendidikan politik menjadi kunci dalam menjaga dan mengembangkan demokrasi di Indonesia.