Netanyahu Pertimbangkan Perluasan Operasi Militer di Gaza di Tengah Krisis Sandera

Berita13 Dilihat

suarablitar.com — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mempertimbangkan perluasan operasi militer di Gaza, Palestina. Hal ini diungkapkan di tengah pernyataan kelompok militan Hamas yang menuduh Netanyahu mengorbankan sandera Israel demi kepentingan pribadi dan agenda ideologis ekstremis.

Dalam pernyataan yang dirilis, Hamas menyebut rencana Netanyahu untuk meningkatkan agresi military sebagai tindakan yang menegaskan keinginannya untuk menyingkirkan para tawanan. Perekaman ini bertepatan saat Netanyahu mengumpulkan kabinet keamanannya untuk memberikan suara terkait perluasan kampanye militer, yang dapat berujung pada pendudukan militer penuh atas wilayah Gaza.

Dalam wawancara terbaru dengan Fox News, Netanyahu menyatakan bahwa Israel bermaksud menguasai seluruh Jalur Gaza, tetapi tidak berencana untuk memerintahnya. Hamas merespons dengan menuduh Netanyahu sebagai “penjahat perang” dan mengungkapkan bahwa rencana tersebut merupakan kelanjutan dari kebijakan genosida dan pemindahan paksa terhadap rakyat Palestina.

Serangan Hamas yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu mengakibatkan 251 orang Israel disandera, dengan 49 di antaranya masih ditahan di Gaza, termasuk 27 orang yang menurut militer Israel telah tewas. Perundingan tidak langsung untuk gencatan senjata dan pembebasan sandera yang berlangsung hingga akhir Juli lalu juga tidak berhasil.