Kisah Tias di Kampung Gelap Berdampingan Rel Kereta

Nasional1 Dilihat

suarablitar.com — Kampung Tongkol di Jakarta Utara, yang terletak di bawah jalur perlintasan kereta api aktif, menjadi tempat tinggal bagi banyak keluarga, termasuk Tias (54) yang telah tinggal di sana selama lebih dari dua dekade. Rumah-rumah yang berdiri rapat di bawah rel kereta api hampir tidak mendapatkan sinar matahari, sehingga suasana siang hari terasa gelap.

Tias menjelaskan bahwa ia pindah ke Kampung Tongkol dari Kampung Sumur, Klender, karena lokasi yang lebih dekat dengan tempat kerja suaminya. Ia menyewakan rumah kontrakan dengan harga Rp 1,4 juta per tahun dan merasa betah tinggal di lingkungan yang kekeluargaan. “Alhamdulillah, sekarang rumah itu sudah saya beli,” ujarnya.

Selama tinggal di kampung ini, Tias membesarkan anak-anaknya, meskipun salah satu anaknya harus menghentikan studi di perguruan tinggi karena kendala ekonomi. Kini, ia tinggal bersama satu cucunya di sebuah kamar kecil yang sering menjadi tempat berkumpul keluarga. Tias mengungkapkan, “Meskipun tidak luas, kami tetap merasakan hangatnya kehadiran keluarga.”

Kehidupan di Kampung Tongkol menggambarkan tantangan dan ketahanan masyarakat urban yang bertahan dalam kondisi yang kurang ideal, namun tetap saling mendukung satu sama lain.