suarablitar.com — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel harus “menuntaskan” kekalahan Hamas di Gaza untuk mengamankan pembebasan sandera yang masih tertahan. Pernyataan tersebut disampaikan menjelang rapat kabinet yang mengkaji rencana perang terbaru.
Menurut laporan AFP pada Rabu (6/8/2025), Netanyahu diperkirakan akan memerintahkan pendudukan total di Gaza, di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk mengakhiri perang. Seorang pejabat senior PBB memperingatkan bahwa perluasan pertempuran dapat menyebabkan konsekuensi bencana bagi para tawanan yang ditahan Hamas.
“Pent ing untuk menuntaskan kekalahan musuh di Gaza, untuk membebaskan semua sandera kami dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” ungkap Netanyahu saat mengunjungi fasilitas pelatihan militer. Kantor perdana mentri mengonfirmasi adanya “diskusi keamanan” selama tiga jam dengan Panglima Militer Eyal Zamir, namun tidak merinci rencana perang baru.
Media Israel melaporkan bahwa Netanyahu ingin tentara Israel menguasai seluruh Jalur Gaza dan memperluas pertempuran ke wilayah-wilayah di mana para sandera mungkin ditahan, meskipun sejumlah laporan mengindikasikan bahwa pengumuman ini mungkin merupakan taktik negosiasi.
Sikap Hamas tetap teguh, menolak perubahan posisi dalam perundingan gencatan senjata dan menuntut penarikan semua pasukan dari Gaza. “Bola ada di tangan (Israel) dan Amerika,” kata pejabat senior Hamas, Hossam Badran.
Asisten Sekretaris Jenderal PBB Miroslav Jenca menegaskan bahwa perluasan perang akan meningkatkan risiko bagi jutaan warga Palestina dan nyawa para sandera. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar hadir di New York untuk pertemuan Dewan Keamanan terkait penderitaan sandera, setelah rekaman terbaru menunjukkan kondisi mereka yang mengkhawatirkan.