suarablitar.com — Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez, mendesak pihak kepolisian untuk terus menyelidiki kematian diplomat muda Indonesia, ADP, agar tidak ada keraguan mengenai kejelasan kasus ini. Kematian ADP yang ditemukan tewas secara misterius pada 8 Juli 2025 di Jakarta Pusat, menimbulkan berbagai spekulasi, termasuk dugaan campur tangan pihak lain.
Gilang menyoroti pentingnya proses penegakan hukum yang transparan demi menjaga kredibilitas institusi penegak hukum. Ia menegaskan bahwa negara harus bertanggung jawab memastikan bahwa proses investigasi tidak menyisakan ruang abu-abu yang merugikan korban dan keluarganya. “Negara tidak cukup hanya menyampaikan simpati,” ujarnya dalam siaran pers pada 5 Agustus 2025.
Polda Metro Jaya menyatakan bahwa hasil penyelidikan sementara menunjukkan tidak ada indikasi campur tangan pihak lain dalam kematian ADP. Namun, keluarga ADP merasa belum puas dengan kesimpulan tersebut dan meminta penyelidikan yang lebih mendalam, termasuk pembukaan rekaman CCTV.
“Saat ini, banyak pertanyaan mengenai integritas dan kelengkapan alat bukti dalam kasus ini,” ujar Gilang. Ia juga menegaskan bahwa penegak hukum harus mengutamakan transparansi dalam investigasi, terutama karena ADP merupakan aparatur negara. Publik berhak mengetahui proses hukum secara objektif dan profesional.
Kematian ADP terjadi di kamar indekos dengan kondisi tubuh mengundang tanda tanya, termasuk kepala yang terbungkus plastik dan terlilit lakban kuning, serta pintu terkunci dari dalam tanpa tanda kekerasan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menyatakan bahwa mereka masih akan mendalami kasus ini meskipun telah menemukan indikasi kematian tanpa keterlibatan pihak lain.