Industri Otomotif Indonesia Terancam Perang Harga, Apa Dampaknya bagi Perekonomian Kita

Otomatif8 Dilihat

suarablitar.com — Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menegaskan bahwa industri otomotif merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia dan harus terhindar dari perang harga yang tengah berlangsung. Hal ini disampaikan Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara, dalam acara Dialog Industri Otomotif Nasional di GIIAS 2025, ICE-BSD City, Tangerang pada Kamis (31/7/2025).

Kukuh menuturkan pentingnya Indonesia sebagai basis produksi kendaraan bermotor di kawasan ASEAN. “Kita tidak ingin industri otomotif ini menjadi medan perang harga,” ujarnya. Saat ini, industri otomotif di Indonesia melibatkan sekitar 1,5 juta tenaga kerja dan berkontribusi signifikan terhadap PDB, serta banyak melibatkan sektor UMKM.

Meskipun Indonesia masih menjadi pemimpin penjualan mobil domestik di Asia Tenggara, dengan Malaysia di posisi kedua dan Thailand ketiga, penjualan mobil pada semester pertama 2025 mengalami penurunan. Penjualan wholesales turun 8,6%, sedangkan penjualan retail turun 9,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Salah satu penyebab penurunan penjualan adalah turunnya daya beli kelas menengah, yang saat ini berjumlah antara 10 hingga 11 juta. Kukuh menjelaskan, meski pendapatan kelas menengah naik sekitar 3% per tahun, harga mobil yang menjadi incaran mereka meningkat sekitar 7%, sehingga memperlebar kesenjangan ekonomi.