Penjualan Mobil Komersial Terpuruk, Apa Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia

Otomatif9 Dilihat

suarablitar.com — Jakarta – Penjualan mobil komersial di Indonesia mengalami penurunan signifikan, menurut Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Minoru Amano. Mobil komersial low pick-up tercatat turun hingga 36 persen antara 2022 dan 2024, yang berimbas pada produksi kendaraan dari 160.171 unit (2022) menjadi 101.237 unit (2024).

Amano mengungkapkan bahwa pasar mobil komersial ringan saat ini dalam kondisi tidak baik dan memerlukan upaya ekstra untuk memperbaikinya. “Ini permintaan Suzuki untuk menyelamatkan sektor komersial. Kita mau lebih berusaha lagi lah supaya penjualan pikap bisa naik,” ujarnya saat sesi tanya-jawab di ICE BSD, Tangerang, Rabu (30/7).

Lebih lanjut, dia menyoroti ketimpangan dalam struktur pajak kendaraan. Mobil komersial berbahan bakar bensin dikenakan pajak total sebesar 25 persen, termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak kendaraan bermotor (PKB). Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mobil listrik yang hanya dibebani pajak 2 persen.

Amano berharap pemerintah dapat memberikan dukungan kepada Suzuki Motor Indonesia dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergantung pada pikap untuk mendukung logistik. Penurunan penjualan mobil komersial berdampak langsung pada sektor UMKM, yang kontribusinya terhadap GDP Indonesia mencapai 57 persen dan menyuplai 97 persen tenaga kerja domestik.