Haji 2025, Jemaah Terpisah oleh Syarikah dan Tantangan Pelayanan

Nasional5 Dilihat

suarablitar.com — Fase pemulangan jemaah haji Indonesia untuk musim 1446 Hijriah telah berakhir. Kloter terakhir, KJT 28, kembali dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada Kamis, 10 Juli 2025, pukul 23.27 Waktu Arab Saudi (WAS).

Musim haji tahun ini menjadi yang pertama menggunakan delapan syarikah atau perusahaan resmi untuk melayani jemaah haji. Namun, pelayanan ini menimbulkan berbagai masalah bagi jemaah. Banyak dari mereka mengalami pemisahan tempat menginap, seperti pasangan suami-istri dan lansia dengan pendamping, yang seharusnya tidak terpisah.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief, menjelaskan bahwa masalah ini disebabkan pengetatan syarat masuk Arab Saudi, yang menyebabkan tertundanya pengeluaran visa haji bagi sejumlah jemaah. Akibatnya, beberapa kloter harus bergeser dan jemaah terpaksa dilayani oleh syarikah yang berbeda.

“Jemaah yang bergeser bergabung dengan kloter sebelumnya dan dilayani oleh perusahaan yang berbeda. Kami berusaha mengantisipasi kejadian seperti ini untuk ke depan,” kata Latief.

Pemerintah Indonesia juga berkoordinasi dengan Kerajaan Arab Saudi untuk mengatasi masalah pengelompokan jemaah. Kementerian Agama mendorong pola penggabungan data jemaah untuk meminimalisir pemisahan tersebut.

Menghadapi berbagai kendala ini, Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) berencana untuk “mengindonesiakan” syarikah agar komunikasi yang lebih baik dapat terjalin. Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar, menekankan pentingnya komunikasi antara syarikah dan jemaah agar situasi serupa tidak terulang di masa mendatang.