Perang Harga Mobil China, Strategi Toyota Hadapi Tantangan Pasar

Otomatif23 Dilihat

suarablitar.com — PT Toyota-Astra Motor (TAM) menanggapi isu perang harga yang terjadi antara mobil-mobil asal China di pasar Indonesia. Beberapa brand dari China disebut menjual produk di bawah harga pasaran, yang dianggap sebagai kompetisi di industri otomotif.

Marketing Planning General Manager TAM, Resha Kusuma Atmaja, dalam acara Dialog Industri Otomotif Nasional di GIIAS 2025, menyatakan bahwa pihaknya melihat situasi ini sebagai positif dan berstrategi untuk terus berinovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen. Resha menekankan bahwa Toyota tidak hanya fokus pada pasar kota besar, tetapi juga di daerah rural dan pedalaman.

Menurutnya, kebutuhan konsumen berbeda-beda tergantung lokasi. Resha menjelaskan bahwa Toyota belum menurunkan harga produknya meskipun ada praktik perang harga. Ia menilai bahwa mobil masih merupakan barang mewah di Indonesia, sehingga konsumen cenderung mempertimbangkan nilai dan jangka panjang saat membeli.

Resha juga menyoroti bahwa banyak mobil China yang terlibat dalam perang harga merupakan kendaraan listrik baterai (BEV), yang saat ini masih terbatas di Pulau Jawa, khususnya Jakarta. Di luar Jawa, penggunaan kendaraan listrik masih rendah, dengan sekitar 5-6% di luar Jakarta, sedangkan sisa pasar didominasi oleh hybrid dan mesin pembakaran internal (ICE). Resha menyatakan bahwa Toyota berusaha menjangkau semua lapisan masyarakat di Indonesia dalam menangkap peluang yang ada.