suarablitar.com — Peneliti dari Pusat Riset Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengembangkan molekul baru bernama oxasmaragdyrin yang mampu meningkatkan efisiensi sel surya berbasis perovskite. Inovasi ini diharapkan dapat mengatasi tantangan efisiensi konversi energi dan stabilitas jangka panjang pada teknologi sel surya modern.
Molekul oxasmaragdyrin berfungsi sebagai material hole-transporting (HTM), yang mentransfer muatan positif dari cahaya yang tertangkap ke sirkuit listrik. Menurut peneliti Mario Leonardus, penggunaan molekul ini dapat meningkatkan performa sel surya, menjadikannya lebih efisien dan stabil selama beroperasi. “Tujuannya agar perangkat sel surya bisa bekerja lebih efisien dan stabil dalam waktu lama,” ujarnya dalam webinar ilmiah SISTEM 2025.
Mario dan timnya telah mengembangkan berbagai varian oxasmaragdyrin, salah satunya adalah SM-09, yang mencapai efisiensi konversi energi antara 13 hingga 14 persen. Dengan modifikasi struktur molekul menggunakan gugus metoksi, etoksi, dan butoksi, varian SM-OMe menunjukkan peningkatan performa yang signifikan. Molekul ini tidak hanya efisien tetapi juga dihasilkan melalui metode ramah lingkungan.
Oxasmaragdyrin yang dihasilkan dapat bertahan selama 500 jam tanpa pelindung khusus, yang memperpanjang umur pakai perangkat dan mengurangi biaya produksi. Ketahanan terhadap waktu dan kondisi lingkungan menjadi aspek penting dalam teknologi energi terbarukan.
Rekayasa molekul ini membuka peluang bagi pengembangan teknologi energi terbarukan di masa depan, mendukung kemandirian energi Indonesia serta berkontribusi pada inovasi global di bidang energi terbarukan.