suarablitar.com — Pedagang di Pasar Taman Puring, Jakarta Selatan, masih tetap berjualan meski mengalami penurunan jumlah pengunjung. Salah satu pedagang, Teguh (49), yang menjual jam tangan antik, mengungkapkan bahwa ia melanjutkan usaha yang diwariskan dari ayahnya dan terpaksa menggunakan layanan PayLater untuk mempertahankan modal saat pandemi COVID-19.
Teguh telah berjualan di pasar tersebut sejak 1995 dan saat ini mengandalkan pelanggan setia meskipun pengunjung baru jarang datang. “Selama pandemi, modal saya habis. Akhirnya saya ambil dari PayLater,” ujarnya.
Sepanjang hari, Teguh mempromosikan produknya dengan harapan menarik lebih banyak pelanggan. Pemain lain, seperti Cepi (25), juga menghadapi tantangan serupa dan beradaptasi dengan memasarkan sepatu yang dijualnya secara daring.
“Ya karena butuh juga buat sehari-hari, itu juga sebetulnya kebantu jual online,” jelas Cepi.
Sementara itu, Syaiful (46) yang juga menjual sepatu berharap pasar dapat dibangun kembali setelah kebakaran yang terjadi baru-baru ini. Ia memiliki harapan untuk mewariskan usaha tersebut kepada anaknya yang akan lulus kuliah. “Dulu jualan di sini sudah sampai bisa beli tanah,” kata Syaiful.
Sementara rencana revitalisasi Pasar Taman Puring masih dalam tahap kajian, pedagang berharap adanya solusi yang dapat membantu mereka bertahan dan meningkatkan jumlah pengunjung di masa depan.