suarablitar.com — Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menteri Perhubungan Indonesia, Ignasius Jonan, menyatakan bahwa mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) tetap menjadi pilihan ideal untuk 25 tahun ke depan hingga tahun 2050. Ia mengungkapkan bahwa transisi menuju mobil listrik murni akan memerlukan waktu yang panjang.
Dalam acara Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) pada Selasa (29/7), Jonan menjelaskan tantangan dalam membangun infrastruktur pengisian daya. Ia menyoroti bahwa untuk memenuhi kebutuhan kendaraan, charger harus sebanding dengan jumlah SPBU, yang merupakan tantangan besar.
“Ketika saya menjabat di ESDM, tahun 2016, ada 1.500 kecamatan dari 7.500 yang belum memiliki SPBU,” ujarnya. Jonan juga menekankan bahwa PLN belum siap dalam membangun smart grid yang dibutuhkan untuk mendukung mobil listrik. Ia mengkhawatirkan kebutuhan daya yang meningkat ketika populasi mobil listrik bertambah.
Jonan pun mengingatkan, jika jumlah kendaraan listrik dan pengisi daya meningkat drastis, kebutuhan daya harus dapat tercukupi. “Oleh karena itu, menurut saya dalam 25 tahun ke depan, PHEV masih merupakan pilihan yang ideal,” pungkasnya.