suarablitar.com — Kemunculan mobil listrik BYD Atto 1 di pasar otomotif Indonesia memicu kecemasan di kalangan pedagang mobil bekas. Dikenalkan dengan harga mulai Rp 195 juta, kendaraan ini dianggap terlalu murah dan berpotensi mengancam penjualan mobil bekas serta segmen LCGC (Low Cost Green Car).
Di WTC Mangga Dua, Jakarta Utara, sejumlah pedagang melaporkan kekhawatiran terkait harga BYD Atto 1 yang mendekati harga mobil bekas. “Agak khawatir dengan adanya mobil-mobil baru yang menawarkan harga murah dan fitur lengkap,” ujar Emi, salah satu pedagang. Dia menilai, dengan harga sekitar Rp 200 juta, konsumen sudah bisa mendapatkan mobil baru dengan fitur mendekati kendaraan di kelas harga yang lebih tinggi.
Hal serupa diungkapkan Roy, pedagang lainnya, yang mencatat bahwa harga BYD Atto 1, yang tidak sampai Rp 200 juta, menawarkan fitur selevel mobil di harga Rp 300 juta. “Konsumen pasti tertarik dengan tawaran ini,” ungkapnya. Kendati demikian, Roy mencermati bahwa reputasi merek akan memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
BYD Atto 1 tersedia dalam dua varian: Dynamic seharga Rp 195 juta dan Premium seharga Rp 235 juta. Varian Dynamic menggunakan baterai Blade 30,08 kWh dengan jarak tempuh maksimum 300 km, sedangkan varian Premium dilengkapi baterai Blade 38,88 kWh dengan jangkauan hingga 380 km. Mobil ini mampu mencapai kecepatan maksimum 120 km/jam dan berakselerasi dari nol ke 50 km/jam dalam waktu 4,9 detik.
Pedagang seperti Emi dan Roy kini menantikan bagaimana animo pengunjung di GIIAS 2025, yang baru saja dimulai, untuk mengantisipasi dampak lebih lanjut dari kehadiran BYD Atto 1 di pasar Indonesia.