Kemiskinan Jakarta Naik Drastis karena Inflasi dan Biaya Hidup Meningkat

Nasional157 Dilihat

suarablitar.com — Angka kemiskinan di Jakarta pada Maret 2025 tercatat mencapai 4,28 persen, mengalami kenaikan sebesar 0,14 persen dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 4,14 persen pada September 2024. Total penduduk miskin di Jakarta bertambah sekitar 15.800 orang, menjadi 464.870 jiwa.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menjelaskan bahwa peningkatan angka kemiskinan ini dipengaruhi oleh inflasi kebutuhan pokok dan biaya hunian. “Kenaikan ini tak bisa dilepaskan dari peningkatan inflasi, khususnya pada kelompok pengeluaran pangan dan perumahan,” ujar Nurul dalam rilis resmi BPS DKI Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Garis kemiskinan di Jakarta juga mengalami kenaikan menjadi Rp 852.798 per kapita per bulan, atau meningkat 6,79 persen dibandingkan September 2024. “Artinya, untuk tidak dikategorikan miskin, seseorang harus mampu memenuhi kebutuhan minimum di atas batas tersebut,” tambahnya.

Selama Februari–Maret 2025, inflasi di Jakarta tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat nasional, dipicu oleh kenaikan harga beberapa bahan pokok. Di antara komoditas yang mengalami lonjakan harga adalah tarif air minum, sewa rumah, beras, daging ayam, telur, dan sayuran seperti bawang merah.

Nurul mengingatkan bahwa bulan Maret bertepatan dengan bulan Ramadan, yang menyebabkan peningkatan konsumsi dan lonjakan harga pangan. Untuk komposisi garis kemiskinan, sekitar 69,4 persen berasal dari kebutuhan makanan, sementara sisanya 30,6 persen dari kebutuhan non-makanan.